Filesatu.co.id, Jember | Untuk mempererat rasa satu kesatuan dan juga keragaman budaya, Sanggar Putra Tanjung sebagai Event Organizer (EO) bekerjasama dengan pemerintah desa Balung Lor mengelar Gebyar Seni dalam rangka selamatan desa.
Kegiatan didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember dan stikholder lainnya yang dilaksanakan di balai desa Balung Lor kecamatan Balung. Jumat (16/9/2022).
Ketua Sanggar Putra Tanjung Bambang Sugiarto, mengatakan,”sebagai EO kita berupaya untuk yang terbaik dalam menyajikan sebuah seni.
Acara yang dibuka langsung oleh Imam Mustofa selaku kepala desa setempat ditandai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Saat prosesi menyanyikan lagu Indonesia Raya, para peserta dengan mengunakan kostum keragaman budaya ikut serta tampil dipanggung terbuka sehingga kegiatan tersebut sangat meriah.
“Ditambah lagi penampilan tari Gambyong yang ditampilkan oleh anak anak di usia dini dan selain itu para remaja juga ikut tampil dengan tarian tarian jatilan jaranan kreasi semakin menambah kemeriahanya,” ungkapnya.
Sementara kepala desa Balung Lor kecamatan Balung, Imam Mustofa Pada beberapa media menyampaikan bahwa kegiatan gebyar seni kali ini bisa terlaksana berkat Sanggar Putra Tanjung sebagai event Organizer yang mana kegiatan tersebut di ikuti oleh 130 peserta atau 22 kelompok dari kalangan pelajar dan umum.
“Masing masing peserta yang tampil pada acara tersebut mendapat sertifikat dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember,”tuturnya.
Selain itu, Gebyar seni kali ini juga ada peserta dari lembaga pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) Balung yang juga ikut memeriahkan.Kepala desa Balung Lor ,, Imam Mustofa memberikan sertifikat pada peserta SLB.
Kepala desa Imam Mustofa mengapresiasi keikutsertaannya sehingga diserahkan langsung sertifikat dari Dinas Pariwisata dan kebudayaan jember kepadanya.
“Kegiatan gebyar seni yang diadakan oleh Sanggar Putra Tanjung sebagai Event Organizer ini sangat berdampak besar bagi masyarakat, sehingga kegiatan tersebut bisa mengangkat potensi keragaman budaya menjadi kearifan lokal, dan selain itu kegiatan tersebut juga berdampak pada ekonomi kerakyatan.” Pungkasnya (Tog).