RTH Buat Ajang Bisnis, Aktivis Setempat Angkat Bicara

Filesatu.co.id, Jember | Bursa Mobil yang diadakan oleh pengurus APJM (asosiasi pedagang jual beli mobil) Balung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) kecamatan Balung sangat meresahkan pedagang kaki lima yang tiap harinya mengais rejeki, Rabu (15/3/2023).

Hal tersebut dikemukakan oleh sebut saja Putri (nama samaran), salah satu pedagang yang ada di RTH Balung, di lapangan diketahui kalau malam hari RTH Balung di gunakan oleh para puluhan pedagang kaki lima untuk mengais rejeki dan selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar.

Bacaan Lainnya

Di tempat yang sama, 4 pengunjung asal desa Balung Lor yang bermain bersama anaknya yang tidak mau di sebutkan namanya mengatakan “Dengan adanya pembatasan tempat bermain kayak gini anak anak jadi tidak bebas bermain kayak biasanya,” keluhnya.

“Kami berharap acara bursa ini Jagan sampai menganggu sarana bermain anak anak, karena setau kami RTH ini dibuat oleh pemerintah untuk wahana hiburan rakyat,” terangnya.

Guna mencari kejelasan terkait soal perijinan acara bursa mobil yang ada di RTH Balung tersebut, beberapa awak media menghubungi kepala Dinas Cipta karya kabupaten Jember Rahman, lewat sambungan selulernya memberikan jawaban.

Mantan kepala dinas PUBMSDA kabupaten Jember tersebut pada wartawan mengatakan “Sampai hari ini terkait dengan acara bursa mobil yang ada di di RTH balung dinas cipta karya kabupaten Jember tidak mengeluarkan ijin,” akunya singkat.

“Lebih jelasnya terkait acara bursa mobil tersebut coba kordinasi dengan camat balung,” tuturnya.

Sementara menurut aktifis warga setempat M. Basori Syah mengatakan “Itu bukan lapangan, itu adalah RTH (ruang terbuka hijau) sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah itu adalah RTH. RTH itu gunanya untuk masyarakat dan menampung UMKM PKL. Kalau dibuat ajang bisnis berarti tidak sesuai dengan konsep. Artinya ruang terbuka hijau pemanfaatannya bukan bagi masyarakat setempat, tapi untuk pebisnis pebisnis,” tambahnya.

“Dengan adanya hal itu bagi PKL PKL yang biasanya menggelar dagangannya lesehan sambil mengelar tikar dibawah yang mampu membuat masyarakat terhibur, saat ini tidak ada,” tutur M Basori Syah.

Jadi pemanfaatan RTH itu dimana terutama bagi masyarakat sehingga disaat malam minggu masyarakat bisa menghibur keluarga di RTH.

Dengan adanya bursa mobil itu banyak masyarakat yang mengeluh, mereka mau mencari hiburan dimana.

“Disitulah kebijakan kebijakan yang perlu dipertanyakan dan mereka mereka itu ijinnya kepada siapa dan rekomendasi nya siapa yang mengasih, disini tidak ada kejelasan,” keluhnya.

Masyarakat berharap pemerintah setempat selaku pemangku wilayah bisa melihat situasi dan kondisi masyarakat yang ada dibawah, bagaimana rakyat kecil ingin mencari hiburan dan bagaimana para pedagang kecil yang menjual dagangannya yang seribu dua ribu dengan menjajakan dagangannya dengan hasil semalam tidak sampai 50 ribu, dengan hasil tersebut mereka berharap bisa memenuhi kebutuhan ekonominya.

“Namun dengan adanya bursa seperti ini otomatis pendapatan mereka lebih terpuruk. Oleh sebab itu marilah kebijakan yang diambil pemerintah harusnya peduli ke pedagang dan masyarakat kecil,” harapnya.

Menindaklanjuti informasi dari Rahman Hidayat terkait acara tersebut, filesatu.co.id menemui camat Balung Rahman Hidayat, sayangnya sampai berita ini dibuat yang bersangkutan belum bersedia memberikan keterangan. (Togas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *