FILESATU.CO.ID, MALANG – Kebudayaan dan kesenian selalu berkembang dan mengikuti zaman, hal ini semata untuk eksistensi dan kelanjutan kebudayaan pada tiap masa. Kebudayaan memang hal erat yang selalu mengikuti sejarah kehidupan manusia, seperti halnya Topeng Malang. Topeng Malang adalah budaya dan kesenian yang sampai hari ini bisa dinikmati oleh masyarakat Malang khususnya, dan masyarakat dunia pada umumnya.
Pengembangan budaya adalah suatu giat yang banyak berjasa pada keberlanjutan kesenian dan kebudayaan ini, selaras dengan Undang undang no 5 tahun 2017 tentang pemajuan Kebudayaan.
Banyak cara yang dilakukan oleh seniman, penggiat ataupun budayawan untuk terus mengembangkan budaya tradisional dengan harapan selalu bisa diterima oleh masyarakat modern.
Dari menjadikan media digital baru sebagai wahana siar, bahkan membuat benda benda budaya dengan ukuran besar ataupun kolaborasi dengan budaya lainnya. Cara ini semata untuk mengembangkan dan menjadikan budaya apapun terus eksis dan tidak mati dimasa saat ini. Pengetahuan inilah yang diterapkan Muhammad Sugeng (Lyhonk) pria kelahiran 1984, dalam tiap karya topengnya.
Lyhonk yang merupakan murid dari Almarhum Mbah Parjo, seniman sepuh generasi Topeng Jabung, Kabupaten Malang. Dari mendiang almarhum Mbah Parjo dirinya belajar tari dan seni ukir. Dengan dasar dan ajaran gurunya, lyhonk yang memang mempunyai basic melukis dan seniman tato ini, kini menekuni seni pahat dan ukir Topeng Malang gaya Jabung.
Karya ukir topengnya banyak dinikmati dan disukai oleh banyak orang, dari kolektor topeng, penari topeng bahkan karyanya sudah memenuhi dinding salah satu museum ternama di Kota Malang. Lyhonk merupakan seniman muda Jabung yang dikenal pandai dan jenius dalam menerapkan kemampuan mengukir topeng dengan teknik tertentu pada karyanya. Kali ini dirinya memadukan teknik pahat dan pirografi (lukis dengan teknik bakar) untuk memperindah karya topeng buatannya. Jumat (18/6/2021).
“Awalnya coba membatik kayu dengan teknik membakar, dan topeng malang kan punya kekhasan pada ukiran, kenapa tidak mencoba teknik ini pada topeng” ungkap lyhonk saat ditemui filesatu.co.id dirumahnya Jl. Hasanudin no.17, RT 06 RW 02, Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, hal ini sebagai pembaharuan dan pengembangan teknik dalam membuat karya topeng kayu.
“Teknik ini memudahkan dan membuat kesan elegan pada batik kayu,” tambahnya.
Lyhonk mengaku bahwa penerapan teknik ini, berawal dari banyaknya pesanan topeng polosan yang pernah dibuatnya. Dirinya menilai topeng kurang berkarakter karena polos tanpa warna.
“kalau topeng polosan, kayak bagian mata, ukiran, kumis dan alis terlihat kurang menonjol, karena tidak ada warna,” ungkapnya.
Dengan teknik pirografi topeng polosan terlihat sangat elegan dan karakternya muncul. Seperti diketahui, topeng yang ada di masyarakat belum ada yang memadukan teknik pirografi dalam pembuatannya. Selama ini masih pakem menggunakan pewarnaan cat untuk memperkuat ukiran dalam pembuatan topeng.
Untuk diketahui bersama dalam pembuatan topeng dengan bahan kayu, mentaos, puleh, gembelina maupun kayu sengon, bisa memakan waktu hingga 3 sampai 4 hari pengerjaan. Dengan kedetailan ukiran yang berpatron pada topeng-topeng lawas.
Karya topeng yang di ciptakan Lyhonk ini adalah hal baru dengan teknik lama, yang merupakan bentuk pengembangan dan strategi budaya untuk terus menelurkan teknik karya dalam pembuatan topeng Malang.
Lyhonk mengaku dengan menggunakan teknik ini, dirinya bisa menyelesaikan ukiran jamang, tekes dan perwajahan hanya dalam hitungan jam.
“Topeng kecil ini saya kerjakan satu jam an, mungkin kalau topeng besar bisa satu jam setengahan,” ujar pria bertato ini.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, teknik ini bisa mempercepat pembuatan topeng. Dirinya mencontohkan ketika mengukir sumpingan saja, dirinya bisa menyelesaikan dengan waktu 3 sampai 4 jam, sedangkan dengan teknik pirografi, sumpingan bisa selesai tidak sampai setengah jam.
Karya baru ini dikerjakanya dengan harapan menambah “warna” dalam pengembangan pembuatan topeng, juga sekaligus untuk menarik minat anak muda. Hal ini juga sekaligus pembaharuan dalam teknik pembuatan Topeng Malang.(Nasai/filesatu).