Filesatu.co.id, Blitar | Pemerintah Kelurahan Kalipang Kecamatan Sutojayan laksanakan kegiatan Bimtek (Bimbingan Teknis) pembuatan konsentrat pakan ternak dan bimtek bidang pertanian. Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dua bidang ini memang saling berkaitan, dengan mengangkat dua topik.
Materi bimtek kali ini yang pertama adalah limbah pertanian untuk konsentrat pakan ternak, sedangkan materi kedua adalah pemanfaatan sampah buah untuk pupuk cair organik (Eco enzim) disertai dengan praktik pembuatan pestisida nabati dari daun membo dan daun sirsak.
Peningkatan kapasitas ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak serta kelompok tani dalam mengolah pakan yang berkualitas, efisien, dan murah, termasuk memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan.
Acara tersebut diikuti sekitar 50 warga Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, terdiri dari anggota Gapoktan, warga yang memiliki usaha peternakan kambing, anggota PKK. Tampak hadir Camat Sutojayan dan sejumlah tamu undangan. Bertempat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kanigoro. Rabu (03/12/2025).
Menghadirkan dua narasumber utama yaitu Aris Karma Andhika S.Pt, M.Pt. Dosen Vokasi Fakultas Agribisnis Ternak Unggas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), serta Hemawan S.Si dari Komunitas Nol Sampah Surabaya.
Kepala Kelurahan Kalipang Yunasz Armanda S.STP menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh peserta yang bersedia mengikuti Bimtek yang diselenggarakan oleh pemerintahan kelurahan yang dipimpinnya kali ini. Beliau berpesan agar Bimtek dapat diikuti dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga dapat meningkatkan kapasitas peserta terkait dengan pertanian dan peternakan terintegrasi.
“Sistem pertanian dan peternakan terintegrasi ini seluruh potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing komponen dimanfaatkan secara optimal dengan prinsip zero waste, dengan kata lain tidak ada limbah atau hasil samping dari setiap komponen penyusun yang terbuang,” ungkap Yunasz.
Yunasz Armanda juga menyampaikan bahwa, Pertanian dan Peternakan terintegrasi adalah sistem yang menggabungkan tanaman pangan dengan peternakan untuk meningkatkan produksi pangan, ekonomi, dan keberlanjutan.
“Sistem ini cukup penting untuk mendukung program ketahanan pangan nasional karena dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia melalui penggunaan pupuk kandang dari ternak, serta intensifikasi ternak melalui pembuatan pakan konsentrat murah, untuk meningkatkan produksi,” imbuh Yunasz.
Tujuan utama dari bimtek ini, untuk meningkatkan produktivitas ternak dengan menekan biaya pakan, serta memastikan ketersediaan pakan yang cukup, dan menerapkan teknologi sederhana untuk pengolahan pakan ternak. Serta peningkatan produksi pertanian.
Hal ini berpotensi memberikan dampak ekonomi positif bagi peternak dan petani secara keseluruhan di Kelurahan Kalipang. Ketika pendapatan warga meningkat maka kesejahteraan warga yang berprofesi petani dan peternak juga terangkat,” tandas Lurah Yunasz.
Sesi pertama diisi oleh Aris Karma Andhika S.Pt, M.Pt. Dosen Vokasi Fakultas Agribisnis Ternak Unggas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang mengajarkan cara mengolah bahan baku sederhana dari sisa-sisa hasil pertanian untuk dijadikan sebagai pakan konsentrat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan upaya memproduksi pakan buatan adalah selain karena faktor musim, biaya yang tinggi untuk membeli pakan buatan menjadi keluhan tersendiri dari para peternak di sana.
“Pakan konsentrat yang kami buat mempunyai harga yang kurang dari yang ada di pasaran dengan kualitas yang lebih baik. Kami membawa contoh bahan dan mengajak peserta untuk praktek langsung mencampurkan bahan bahan limbah hasil pertanian menjadi pakan konsentrat bernilai ekonomis tinggi,” terang Aris.
Tips ampuh supaya ternak mau memakan pakan fermentasi yang telah kita buat adalah ternak puasa terlebih dahulu sehingga ternak menjadi sangat lapar,setelah itu ternak merasa kelaparan dan saat itu di coba sedikit demi sedikit memberikan pakan fermentasi pada ternak, lanjut Aris.
Selanjutnya di bidang pertanian Hemawan S.Si pegiat lingkungan dari Nol Sampah Surabaya menyampaikan bahwa, Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi bahan organik seperti kulit buah, sayuran, gula merah, dan air. Proses fermentasi ini menggunakan mikroorganisme alami yang mengubah bahan organik menjadi enzim yang bermanfaat.
“Cairan tersebut kaya akan nutrisi dan baik untuk tanaman, tanah, serta lingkungan.Penggunaan eco enzyme memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kualitas tanah, menambah nutrisi bagi tanaman, serta meningkatkan keragaman mikroorganisme,” ungkap Hemawan yang akrab disapa Wawan ini.
Selain itu, eco enzyme dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan, sehingga mendorong pertanian yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi pencemaran tanah serta air.
“Proses pembuatan eco enzyme dilakukan dengan bahan utama berupa limbah organik. Tahap awal dimulai dengan mencampurkan limbah organik dengan air rendaman beras dalam wadah tertutup, yang kemudian difermentasi selama kurang lebih satu bulan,” terangnya.
“Selama fermentasi, mikroorganisme bekerja mengurai bahan-bahan tersebut hingga menghasilkan cairan eco enzyme. Setelah proses selesai, cairan disaring untuk memisahkan bahan padatnya, sehingga eco enzyme siap digunakan,” pungkas Wawan.
Sosialisasi eco enzyme dan pembuatan pakan ternak ini sangat bermanfaat bagi warga Kelurahan Kalipang. Selain menjadi pupuk cair, eco enzyme juga dapat mengurangi limbah organik, dan bahan sisa pertanian dimanfaatkan sebagai pakan ternak berkelanjutan.(Pram).



