Filesatu.co.id, Banyuwangi |Ada Putaran kenaikan perekonomian di pasar takjil pada konsep “Banyuwangi Street Food” selama bulan Ramadhan 1444 H, pemkab Banyuwangi mencatat ada transaksi puluhan juta perhari yang dihasilkan oleh para pedagang menu ramadhan.
Putaran perkonomian tersebut bisa dicontohkan di tiga pasar takjil yang terbesar di wilayah Banyuwangi seperti di pusat kota Banyuwangi di ruas Jalan Letjen Sutoyo, Taman Blambangan, kemudian Terminal Pariwisata Terpadu, transaksinya hingga mencapai sekitar Rp 40 juta lebih per harinya,
Hal itu diungkapkan MY Bramuda, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata, pada media Minggu (9/4/2023). Menurutnya dengan nilai di tiga pasar mencapai puluhan juta perhari maka jika selauruh pasar di Banyuwangi bisa ratusan juta rupiah.
“Kalau dihitung hingga hari ke-14 Ramadan saja transaksi di tiga pasar takjil itu telah mencapai lebih dari Rp 500 juta,” Jelas Bramuda.
Dengan demikian lanjut Bramuda, upaya pemkab Banyuwangi dalam membalut pasar takjil dalam bingkaian “festival street food” membuahkan hasil yang positif serta berdampak di perekonomian warga bergeliat.
Bahkan dikemasnya pasar takjil tersebut menjadi salah satu festival unggulan dalam kalender pariwisata “Banyuwangi Festival,” pemkab ingin ekonomi masyarakat arus bawah bergeliat selama Ramadan.
“Kami memang menginginkan agar pasar takjil menjadi momentum menggeliatkan perekonomian,” tambah dia.
‘Maka dari itu, pemkab mewadahi para pedagang UMKM untuk berjualan di pasar takjil selama Ramadan agar masyarakat bisa memanfaatkan keberadaan pasar takjil untuk memenuhi menu berbuka puasa,”pungkasnya.
Banyuwangi Festival Street Food sendiri yang digelar sejak awal Ramadan di berbagai lokasi di Banyuwangi berhasil menggerakkan ekonomi masyarakat arus bawah, utamanya para pelaku UMKM.
Para UNKM bisa secara nyata mendapatkan penghasilan lebih di saat diberikan kesempatan berjualan dalam Banyuwangi Stret Food, Seperti pelaku UMKM Insiyah, salah satu pedagang aneka lauk pauk di pasar takjil di Jalan Letjen Sutoyo.
Dia mengaku berjualan di pasar takjil setiap tahun saban Ramadan. Menu yang dijajakan tergolong beragam, mulai harga Rp 5 ribu per bungkus hingga Rp 22 ribu per bungkus.
Ketika pasar takjil ramai bisa mengantongi uang hingga lebih dari Rp 1 juta. Saat awal dan akhir Ramadan, nilainya bahkan bisa lebih dari itu. “Biasanya paling ramai saat awal dan akhir. Kalau pertengahan biasanya melandai,” kata Insiyah usai memberikan sebuah bungkusan pembeli tajkil. (*)