Filesatu.co.id, PangkalPinang | Pengurus Daerah Aliansi Petani Tambak Indonesia Nusantara (APTIN) Kepulauan Bangka Belitung resmi dilantik, Selasa (14/12) di Balitong Resort, Pantai Pasir Padi Pangkalpinang.
Pelantikan Ketua APTIN Bangka Belitung Nusirwan. G. Bakerie tersebut langsung oleh Ketua Umum Pengurus Daerah APTIN Hidayat Arsani.
Hadir pula Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah dan beberapa tamu undangan lainnya.
Nusirwan menyebut, malam ini adalah malam yang sangat bersejarah malam bagi dirinya dan rekan-rekan.
“Terima kasih yang tak terhingga kepada ketua umum kami Pak Hidayat Arsani yang mana sudah mempercayai tugas sangat berat ini kepada kami, karena yang kami pimpin para petambak yang andal, sangat luar biasa hebat-hebatnya,” sebut Nusirwan.
Dia menegaskan, hadirnya APTIN Babel tidak lain dan tidak bukan guna menunjang ekonomi di Bangka Belitung.
Nusirwan meminta agar kedepan perizinan untuk para petani tambak dapat dipermudah lagi.
“Kami punya permintaan untuk pak Gubernur yang dalam hal ini diwakili wakil Gubernur, kemauan kami APTIN ingin perizinan lebih dipermudah lagi. Tidak hanya gubernur tapi bupati juga agar dokumentasi perizinan di Babel ini dipercepat,” tegasnya.
Ia mengakui, kendala perizinan hingga kini masih menjadi para petani tambak. Dari 125 petani tambak di Babel sendiri hanya 25 petani tambak yang mengantongi izin.
“Misi APTIN Babel sambil berusaha akan tetap menjaga kelestarian lingkungan pantai di Babel dari pencemaran. Kami akan berusaha agar Babel menjadi pengekspor udang vaname terbesar di Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu Hidayat Arsani mendesak wakil Gubernur Babel beserta Forkopinda yang hadir dapat mendengarkan keluhan para petani tambak yang tergabung dalam APTIN Babel yakni keluhan perizinan.
“Kita harus duduk bersama membahas struktur hukum yang jelas mengenai perizinan lainnya, relakanlah timah yang nggak ada, beri kami keleluasaan. Bandingkan pajak para penambak untuk Babel ini sangat luar biasa menunjang PAD,” ujar Dayat sapaan Akrab Hidayat Arsani.
Ia menyebut, baru beberapa petani tambak yang mengantongi izin untuk melakukan ekspor, akan lebih baik jika semakin banyak lagi penambak yang ekspor.
“Coba pikirkan kami itu ekspor pertahunnya berapa banyak, kalau perizinan masih morat-marit bagaimana kami mau bantu Babel ini. Ini memang masih menjadi kendala. Saya harap dapat dipikirkan kembali oleh pemerintah untuk kami dipermudah dalam perizinan,” tegasnya. (Rita)