Ngobrol Dengan Pemandu Karaoke, Gus Munib Ingin Dengar Keluh Kesahnya

Filesatu.co.id, Banyuwangi | Pemandu lagu atau biasa disebut LC (Lady Companion) seringkali dipandang sebagai profesi yang negatif, meski secara sosial mereka juga sama dengan profesi-profesi yang lain.

Dan yang lebih ironi, selain dianggap negatif oleh masyarakat, profesi mereka juga tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah.

Bacaan Lainnya

Padahal jika dirunut lebih jauh, profesi mereka yang berada di dunia hiburan ini ikut menyumbang pajak yang besar kepada pemerintah, akan tetapi keberadaanya sering di marjinalkan.

Saat ngobrol bareng dengan KH. Ahmad Munib Syafaat yang akrab dipanggil Gus Munib disebuah cafe wilayah Genteng, Jum’at (29/03/2024) puluhan LC ini berkeluh kesah tentang profesi yang mereka jalani.

Keberadaan mereka yang dianggap glamour sesungguhnya tidaklah seperti yang dilihat oleh banyak orang. Apalagi  saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini, otomatis mereka tidak punya penghasilan karena semua karaoke tutup, sedangkan kebutuhan hidup terus berjalan.

 

Menurut Wedayanti salah satu LC asal Pesanggaran, kalaupun ada pekerjaan yang lebih baik, mereka juga ingin bekerja yang tidak seperti ini. “Apa tidak ada pelatihan bagi kami para pekerja pemandu lagu ini? kami juga ingin pekerjaan yang lebih baik juga” tanyanya kepada Gus Munib.

 

Dengan gayanya yang santai namun berisi, Gus Munib pun menjawab jika di jaman yang serba online ini semua orang bisa melakukan pekerjaan yang lebih luas.

Dimasa lalu orang ingin berjualan barang harus mempunyai toko serta permodalan yang besar, namun saat ini hanya dengan bermodal handphone dan kuota orang bisa memiliki toko online dengan penghasilan yang besar.

“Nanti kita bisa memberikan pelatihan yang tidak hanya sekedar melatih, namun juga membimbing dari awal hingga benar-benar bisa mandiri” ucapnya kepada mbak-mbak LC.

 

Saat ditanya wartawan mengapa Gus Munib mau mengadakan acara ngobrol bareng dengan para LC ini, diapun menegaskan jika sebagai calon kontestan dalam Pilkada Banyuwangi pada November 2024 mendatang, iapun ingin mendengar segala keluh kesah yang ada di masyarakat termasuk kepada profesi pemandu lagu ini.

 

Sebagai orang dengan basic pesantren Gus Munib tidak ingin orang hanya menganggap hanya mengurusi masalah keagamaan saja, akan tetapi dia ingin menunjukkan nilai keagamaan yang paling substansi adalah juga memperhatikan nilai-nilai pada kemanusiaan.

Karena nilai agama yang sesungguhnya adalah sejauh mana kita memperhatikan dan menghormati manusia yang lain dengan cara apa saja. Termasuk memperhatikan keluh kesah para pekerja pemandu lagu ini, salah satunya adalah perlindungan hukum bagi mereka.

Selain itu memikirkan bagaimana mereka bisa mendapatkan nilai tambah dari pekerjaan saat ini melalui kegiatan start-up atau UMKM.

 

Lebih jauh ketika ditanya tentang siapakah yang akan menjadi wakilnya dalam Pilkada mendatang, Gus Munib menjelaskan jika Pilkada itu sangat dinamis sekali. “Tergantung partai, tentu yang baik dan potensi menang” pungkasnya. (sis)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *