Meriah, Pemkab Madiun Gelar Seniman Nyawiji

Filesatu.co.id, Madiun | Guyuran hujan semalaman pada hari jumat, (18/11/2022) membuat lapangan Desa Sugihwaras, Saradan Madiun tergenang becek parah. Namun, kondisi ini tak menyurutkan antusias masyarakat untuk menyaksikan pagelaran Seniman Nyawiji.

Seperti diketahui, hantaman pandemi selama 2 tahun, telah membuat lesu ekonomi. Dampaknya merata. Para seniman terpuruk akibat pandemi ini. Terhitung sejak 2020, seluruh pegiat seni nyaris lumpuh, tak ada hajatan, tak ada hiburan.

Bacaan Lainnya

Pemkab Madiun Melalui Satpol PP bersama bea cukai, menggelar Seniman Nyawiji. Acara yang digelar di lapangan Desa Sugihwaras ini disambut masyarakat dengan antusias, sangat meriah, Sabtu (19/11/2022).

Hadir dalam acara tersebut, para pejabat dari satpol-pp Kabupaten Madiun beserta jajaran, pihak bea cukai Madiun, tiga pilar desa Sugihwaras dan aparaturnya dan puluhan Seniman.

Seniman Nyawiji, gelaran ini memiliki arti Seniman Bersatu. Berbagai kesenian disuguhkan, kepada masyarakat dari segala penjuru. Mulai dari kesenian Jaranan, Barongan, Dongkrek, Campursari hingga Ketoprak.

Terselenggaranya gelaran Seniman Nyawiji mendapat respon positif dari masyarakat. Mereka berbondong-bondong, antusias menyaksikan berbagai kesenian, dari siang hingga malam. Wajar, hampir 2 tahun berlalu, masyarakat haus akan hiburan akibat pandemi covid-19.

Dalam acara tersebut, kesenian Jaranan dan Barong menjadi pembuka acara. Seluruh penonton tampak padat melingkar, menikmati tarian Jaranan dan Barongan.

Jaranan merupakan tarian yang melukiskan gerak penunggang kuda. Para penari menaiki anyaman bambu berbentuk kuda. Sementara barongan merupakan suatu pertunjukan tarian. Pemainnya beratribut menyerupai Singo Barong atau Singa besar.

Pada sesi kedua, dilanjut dengan kesenian dongkrek. Konon, kesenian yang berasal dari Mejayan, Madiun Jawa Timur ini merupakan salah satu ritual yang dipercaya masyarakat untuk mengusir pagebluk.

Sesi ketiga dan terakhir ditutup dengan acara campur sari dan ketoprak. Kedua kesenian ini identik dengan generasi lama, mayoritas penikmatnya adalah masyarakat yang sudah berumur, mbah-mbah atau kakek nenek. Namun, seluruh rentetan pertunjukan yang terkemas dalam gelaran Seniman Nyawiji di Kampung Pesilat ini, mampu dinikmati seluruh kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua.

Selain menghibur, Seniman Nyawiji yang digelar Pemkab Madiun ini juga berdampak positif bagi perekonomian. Ratusan pedagang seolah tak ingin kehilangan momen ini. Aneka ragam kuliner, jajan, minuman, mainan hingga wahana permainan, seluruhnya lengkap tersedia.

Sumirah, salah satu penonton yang cukup berumur mengaku cukup terhibur. Pasalnya, hiburan-hiburan seperti sudah cukup lama tidak ia temui.

“Pun dangu mas mboten wonten tontonan, nggih remen lah, (red: sudah lama mas tidak ada tontonan, ya senang lah),” ujarnya singkat.

Selain menyuguhkan hiburan kepada masyarakat, Seniman Nyawiji ini sekaligus sebagai sarana edukasi, sosialisasi kepada seluruh masyarakat di kampung pesilat untuk bersama-sama memerangi perederan rokok ilegal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *