Filesatu.co.id.Jember | Mahasiswa KKN – BBM periode 66 Universitas Airlangga Surabaya ( Unair) Mengandeng Satgas Stunting Kabupaten Jember Melakukan Sosialisasi penanganan Stunnting sejak dini dan Hepatitis Akut pada anak 20 warga di desa Lojejer kecamatan kabupaten Jember.Sabtu (23/7/2022).
Satgas Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kabupaten Jember Istiyana Afifah mengatakan dalam kegiatan KKN Mahasiswa Unair Surabaya mengundang saya tentang bagaimana pencegahan stunting sejak awal.
“Adapun materi yang saya berikan bagaimana pencegahan stunting sejak dini, pernikahan dini termasuk juga kesehatannya,juga pola asuh juga diterapkan,”tuturnya.
“Melalui pertemuan ini anak anak pola makannya harus terjaga termasuk pola asuhnya juga terjaga.makanan tidak perlu yang mahal namun yang mengandung protein tinggi,”tambahnya.
Selain itu, tentang pernikahan dini juga harusnya distop setidaknya sesuai dengan Undang undang pernikahan untuk perempuan usia 19 tahun dan di usia 20 tahun baru hamil dan usia 21 baru melahirkan jadi pencegahan stunting sejak dini bisa berjalan dengan baik.
“Karena diusia kehamilan dibawah 19 tahun sangat riskan adanya stunting karena ibu hamil di usia muda mudah reproduksi kandungannya belum sempurna,” terangnya.
Istiana menambahkan, bahwa Stunting, problematika yang seakan tidak ada habisnya untuk dibahas. hingga saat ini, stunting masih menjadi salah satu isu utama kesehatan anak di Indonesia. Dalam dunia kesehatan, stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis.
“Stunting ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan pada anak sehingga anak yang menderita stunting memiliki tinggi badan dibawah rata-rata anak normal.”jelasnya.
Sementara Pemateri kedua dari Mahasiswa KKN – BBM periode 66 Fakultas Farmasi Unair Surabaya Ellyna Majesty Ayundari mengatakan, kami memberikan materi pencegahan stunting sejak dini dan pencegahan hepatitis akut pada anak.
Peran remaja sebagai generasi muda Indonesia sangat penting dalam menurunkan angka stunting karena remaja yang akan menjadi pemimpin negara dan melahirkan generasi muda Indonesia selanjutnya.
“Periode remaja merupakan yang sangat sensitif dalam menentukan kualitas hidup saat menjadi individu dewasa dan juga untuk menghasilkan generasi selanjutnya.”ungkapnya
Remaja sangat berhubungan dengan pencegahan stunting karena stunting dapat dicegah sedini mungkin. Pencegahan stunting dapat dilakukan sejak usia remaja karena pada masa perkembangan remaja inilah, organ reproduksi sedang berproses menuju kematangan.
“Hal inilah yang menyebabkan pernikahan dini dilarang dan sangat berbahaya khususnya kepada remaja perempuan,”tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa semakin muda angka usia pernikahan dan kehamilan ibu, maka semakin tinggi pula potensi menghasilkan anak-anak stunting. Stunting memang menjadi masalah kompleks dan harus dicegah sedini mungkin.
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan menjadi remaja peduli remaja lainnya dengan berkontribusi melalui sosialisasi kesehatan dan gizi remaja baik kepada remaja sebaya maupun kepada sasaran ibu hamil. Diharapkan kontribusi remaja dapat meningkatkan kualitas pemahaman masyarakat terkait isu stunting yang masih tinggi.
“Kami dalam menyampaikan materi pada masyarakat dengan pimplet dan materi langsung pada peserta yang dihadiri oleh 30 warga masyarakat desa Lojejer,”ngkap Ellyna.
Untuk pencegahan hepatitis akut dapat dengan cara mencuci tangan dengan bersih pakai sabun,tidak mengunakan alat makan bergantian dengan orang lain, menghindari kontak langsung dengan orang lain, mengurangi mobilitas seperti bermain yang tidak penting diluar rumah, Mengunakan masker jika bepergian kemudian memastikan makanan yang masak dan bersih.” Pungkasnya (Tog).