Filesatu.co.id, Madiun | Rasanya mustahil jika ada sawah yang bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan juta setiap bulan. Umumnya, para petani yang menggarap sawah lebih cenderung mengeluh dengan keadaan. Mulai dari hama, cost produksi hingga serta nilai jual yang rendah.
Bukan sulap bukan sihir, di Kabupaten Madiun ternyata ada sawah beromset puluhan hingga ratusan juta. Bukan berarti sawah atau ladang tersebut ditanami ganja, melainkan disulap menjadi areal wisata.
Tepatnya di Desa Banaran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Sebuah Taman Wisata bernama Poyo telah menyedot perhatian wisatawan dari berbagai daerah, Madiun, Magetan, Ngawi dan Ponorogo.
Wisata Poyo di Desa Banaran ini sengaja dikonsep bernuansa alam. Hamparan sawah, sawah, aliran sungai dan rindangnya pepohonan mampu menarik minat para pengunjung untuk singgah melepas kepenatan.
Menariknya lagi, di wisata tersebut tidak ada loket tiket. Semua pengunjung bisa masuk dengan gratis. Bahkan, parkir pun seikhlasnya.
Berbagai wahana juga tersedia di lokasi tersebut. Tentunya, dengan tarif yang relatif murah, seikhlasnya, 2 ribu hingga 5 ribu. Hal itu dikatakan oleh Kepala Desa setempat, Komari. Selain sebagai lurah, komari merupakan salah satu penggagas berdirinya wisata Poyo.
“Alhamdulillah, disini gak ada tiket masuk, semua masuk gratis, parkir pun seikhlasnya mas, setiap weekend, hampir dipastikan rame, apalagi pas hari minggu,” Ujar Komari, Sabtu (29/01/2022).
Masih menurut Komari, hadirnya wisata Poyo ini sekaligus membangkitkan perekonomian warga sekitar, mereka bisa berdagang, mengais rejeki dilokasi wisata.
“Total pedagang kurang lebih ada 90 an, mulai minuman, makanan berat dan jajanan ringan, itu belum pedagang yang datang dari luar, kami mengedepankan azas kebebasan, baik bagi pedagang maupun pengunjung,” imbuhnya.
Azas kebebasan yang dimaksud adalah pengunjung bebas membawa makanan dari rumah. Jadi, wisatawan yang datang hanya numpang tempat untuk makan bersama keluarga pun diperbolehkan, tidak ada larangan.
Sementara itu, rata-rata omset yang yang masuk di wisata Poyo ini, secara menyeluruh bisa menembus angka 60 juta per hari (hari minggu) . Mulai dari perolehan parkir bertarif ikhlas, pendapatan pedagang serta wahana. Sehingga jika diakumulasikan, dalam satu bulan bisa menembus angka 240 juta rupiah. Hebatnya lagi, wisata Poyo ini berstatus mandiri, murni dikelola masyarakat, tanpa melibatkan campur tangan pemerintah setempat. Suatu pencapaian luar biasa untuk ukuran wisata yang baru berdiri sesaat sebelum pandemi.