Filesatu.co.id, KARAWANG | HUJAN yang mengguyur Karawang pada Rabu malam Kamis, 13 Maret 2024 dengan curah yang tidak begitu tinggi dan durasi yang sebentar, tetapi area perkotaan, khususnya komplek Pemerintahan. Seperti kantor Bupati, Sekretariat Daerah (Setda), Kejaksaan Negeri (Kejari) Karawang mengalami banjir yang lumayan parah.
Kondisi seperti itu terjadi sudah beberapa waktu yang sangat lama. Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Karawang yang dialokasikan ke Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (SDA PUPR) Karawang setiap Tahunnya relatif sangat besar.
Salah seorang pengendara roda 2 yang melintas akses jalan tersebut, Deni Saryawan yang merupakan buruh pabrik (26) warga Kecamatan Rawamerta, pada saat berbelanja buah dekat jembatan Kodim, mengeluhkan kondisi jalan yang banjir parah. Karena sepatu dan celananya, bahkan sampai jaket yang digunakannya basah, karena terkena genangan air yang terciprat dari sepeda motornya.
“Iya ini pak, sepatu, celana sampai jaket saya basah terciprat genangan air yang parah. Belum lagi siraman dari mobil yang berpapasan. Padahal ini akses jalan perkotaan, kok drainasenya seperti yang kurang urus? Kondisi ini selalu terjadi setiap kali adanya musim hujan pak,” sesalnya, Rabu 13 Maret 2024.
Diwaktu dan tempat terpisah, salah seorang pemerhati politik dan pemerintahan, Andri Kurniawan berpendapat. Bahwasanya persoalan banjir, baik dilingkungan Pemerintahan dan jalan pusat perkotaan dapat diatasi dengan mudah, Asalkan kebijakan anggarannya bisa difokuskan pada pembenahan drainase atau saluran air perkotaan.
“Kalau saya perhatikan, kondisi banjir dipusat perkotaan ini, bukan karena Pemkab Karawang, dalam hal ini Dinas PUPR Karawang tidak memiliki anggaran. Melainkan persoalannya ada pada kebijakan anggaran. Dimana anggaran yang ada tidak dikonsentrasikan untuk penyelesaian banjir dipusat perkotaan yang notabenenya merupakan pusat Pemerintahan,” tandas Andri Kurniawan. Kamis 14 Maret 2024.
Namun, Andri yang juga merupakan Wakil Ketua Organisasi Masyarakat Laskar Merah Putih Markas Daerah Jawa Barat (Ormas LMP Mada Jabar) dapat memakluminya. Karena menurutnya, selama ini kebutuhan pengairan berupa drainase, pemasangan U – Ditch dan pengerukan sungai atau irigasi begitu sangat banyak diperlukan yang tersebar di 30 Kecamatan dan 309 Desa serta Kelurahan yang ada di Kabupaten Karawang.
“Sehingga saking banyaknya kebutuhan tersebut, permasalahan banjir dipusat perkotaan belum terprioritaskan secara khusus oleh Pemkab Karawang. Tetapi, menurut hemat saya, di Tahun 2024 sekarang ini, banjir perkotaan harus segera mendapat prioritas anggaran,” desaknya
Tetapi perencanaannya harus benar – benar matang kata Andri, cukup satu kali pengerjaan, dapat menjadi solusi. Sehingga pasca dibenahinya drainase atau saluran air dipusat perkotaan, tidak ada lagi banjir akibat air hujan tidak teralirkan dengan baik oleh drainase yang ada.
“Ya apa lagi saya dengar kabar, bahwa Kepala Bidang (Kabid SDA) yang baru sekarang merupakan orang pintar dalam hal teori, konon katanya yang bersangkutan merupakan lulusan luar Negeri. Sehingga saya sendiri memiliki keyakinan mampu menyelesaikan persoalan sepele seperti banjir dipusat perkotaan Karawang,” ujar Andri
Oleh karena itu tambahnya, dalam waktu dekat ini saya bersama Ormas tempat saya bernaung akan segera melayangkan surat audiensi kepada Kabid SDA Dinas PUPR Karawang.
“Untuk bertanya, sekaligus berdiskusi. Kira – kira strategi apa yang akan dilakukannya untuk mengatasi peliknya permasalahan banjir dijalur perkotaan,” pungkasnya. ***