Kuswanto dan Yuni, Pasutri Pemilik Sapi Perah Australi

Filesatu.co.id Madiun | Kegigihan pasutri di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun layak mendapat apresiasi. Adalah Kuswanto (41) dan Yuni Ernawati (39), peternak sapi perah impor Australi sejak tahun 2000-an yang mampu survive dan berkembang hingga detik ini.

Bacaan Lainnya

Berbekal pengalaman yang matang, Kuswanto bersama istri kini bisa merasakan segarnya profit dari bisnisnya tersebut. Bahkan, saat pandemi covid melanda sejak awal 2020 lalu, omset susu sapi segar miliknya tidak begitu berpengaruh.

Baik Kuswanto maupun istri, keduanya sangat memegang prinsip yang kuat dalam menjalankan bisnis susu sapi miliknya. Kualitas lebih diprioritaskan daripada kuantitas. Hal itu dikatakan Yuni ketika dikonfirmasi oleh awak media. Dirinya mengatakan bahwa kualitas menjadi faktor terpenting untuk menjaga keberlangsungan usahanya.

“Kami selalu mengedepankan kualitas ketimbang kuantitas, buat apa kapasitas besar tapi kualitas rendah, mending sebaliknya,” katanya, Selasa kemarin (30/11/2021).

Yuni Ernawati saat menunjukkan beberapa foto dokumentasi pencapaian prestasi yang telah diraihnya

Menurut ibu dari 2 anak tersebut, dengan mempertahankan kualitas rasa dan kesegaran produk miliknya itu, dia tak perlu cemas produknya kalah di pasaran, khususnya di wilayah Madiun. Sedangkan untuk memperkuat image produk yang dimiliki, yuni bersama suami memberi nama produknya ‘Twozull’.

Sekitar 6 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2015, berkat kemampuan yang dimiliki, mampu berkembang secara mandiri, Kuswanto dan Yuni membentuk kelompok tani ternak di Desa Kresek, bernama Nedyo Rahayu.

Yuni menambahkan, kelompok Nedyo Rahayu yang diketuai oleh suaminya tersebut saat ini beranggotakan 13 orang. Semuanya berasal dari warga setempat yang tersebar di 4 dukuh Desa Kresek. Progres kelompok Nedyo Rahayu dari tahun ke tahun pun mampu mengalami peningkatan yang signifikan. Alhasil, per hari ini total sapi perah yang dikelola kelompok tersebut mencapai kurang lebih 60 ekor.

“Masing-masing anggota berbeda, ada yang ternak 3, ada yang 5 sampai 7 ekor, disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota mengingat sapi perah butuh penanganan lebih detail, mulai pakan, perawatan, nutrisi dan masih banyak lagi,” imbuh Yuni.

Dengan kapasitas sapi perah tersebut, Nedyo Rahayu mampu memproduksi sekitar 250-300 liter per hari. Harga jual ke konsumen pun bervariatif sesuai dengan item yang dipesan. Ada susun segar, aneka rasa, yogurt, keju mozarella dan sabun susu kelor. Dari lima produk yang dihasilkan, Yuni mengatakan bahwa susu segar dan aneka rasa lah yang saat ini paling diminati oleh konsumen. Baik itu masyarakat hingga para pejabat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *