Filesatu.co.id, Banyuwangi | Lagi-lagi korban selamat penumpang KMP Yunicee menumtut kejelasan klaim Asuransi sesuai haknya yang masih menimbulkan kejanggalan. Kali ini, I Ketut Budi Astrawan (38) warga Buleleng- Bali, berencana menanyakan kembali pada pihak perusahaan KMP Yunicee karena menduga besaran nilai uang asuransi yang diterima ada ketidak samaan dengan lainnya bahkan kurang memuaskan.
Menurutnya, Asuransi pengganti kendaraan truk yang ikut tenggelam akibat musibah Kapal Yunicee besaran yang diterimanya dari asuransi yang diberikan ada perbedaan dan selisihnya hampir 20-30 jutaan rupiah jika dibandingkan dengan salah satu temannya.
Hal inilah yang membuat dirinya kecewa dan meminta kejelasan pada pihak perusahaan kapal.
“Dalam waktu dekat ini saya akan kembali mendatangi ke kantor perusahaan Kapal Yunicee, untuk meminta kejelasan perihal tersebut.
“Apa bedanya saya juga sama -sama korban selamat, kenapa jumlah yang terima tidak sama dengan mereka, padahal jenis dan tahun kendaraan sama,” Ucap Ketut memberikan informasi pada media ini. Sabtu (24/7/2021).
Bahkan, lanjut Ketut, awalnya sempat disepakati dari pihak asuransi mendapat 284 juta rupiah jenis kendaraa truk tahun 2018, namun justru yang diterimanya hanya 270 juta rupiah.
” Saya turun 10 juta punya temen saya naik 20 juta rupiah, musibahnya sama tahun pembuatanya juga sama, terus apa bedanya ,”tambah Ketut.
Selain kendaraan, Ketut menambahkan, barang muatan juga dikasih dibawah harga pokok sehingga mengalami kerugian puluhan juta rupiah, termasuk barang pribadi seperti, 3 biji Hp, uang senilai 6 juta rupiah dan beberapa barang penting lainnya juga terbawa tenggelam belum tergantikan.
“Sempat saya datang ke kantor perusahaan untuk meminta kejelasan santunan juga, dia hanya berjanji akan memenuhi sesuai apa yang harus diberikan ke saya, cuma karena ada keluarganya yang meninggal maka disuruh menunggu,” ujar Ketut.
Diharapkan Ketut, segera mungkin ada titik terang, kalau suruh menunggu sampai kapan. “Mau sampai kapan, sedang saya dsn anak saya juga butuh itu semua karena kita belum bisa bekerja masih trauma berat setelah keajadian itu,” pungjas Ketut.
Seperti berita sebelumnya, hingga berita ini diterbitkan redaksi filsatu.co.id belum mendapatkan konfirmasi dari dari pihak perusahaan KMP Yunicee. (Aris /filesatu).