Filesatu.co.id, Denpasar – Bali | Juli Artiningsih binti Sumono selaku Termohon, perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur berusia 52 tahun menjalani Sidang Perdana terkait Perkara Cerai Talak di Ruang Sidang Satu, Pengadilan Agama Denpasar, Jalan Cokroaminoto Gang Katalia I Denpasar, Kamis, 7/3/2024.
Pasalnya, Justin William Hughes bin Rex Clark Hughes selaku Pemohon mengajukan perkara Cerai Talak yang didaftarkan secara elektronik melalui aplikasi e-Court.
Sebagai Juru Sita Pengganti, Arifki Dimas Sulistianto, A.Md., memanggil Juli Artiningsih, untuk menghadiri Sidang Perceraian dengan Sang Suami, Justin William Hughes bin Rex Clark Hughes di Pengadilan Agama Denpasar.
Meski dipanggil, namun Justin William asal Australia Australia berusia 61 tahun, yang masih berstatus suami dari Juli Artiningsih justru tidak hadir, dalam Sidang Perdana terkait Perkara Perceraian.
Sebelumnya, Sang Suami, Justin William Hughes bin Rex Clark Hughes mengirimkan pengacara ke tempatnya, yang diakui tidak berdasar sama sekali, untuk memberikan somasi.
“Saya orangnya dibilang agak kasar dan agak keras, tapi saya jujur apa adanya. Saya mungkin tidak punya apa-apa, tapi dengan anugerah Tuhan memberikan saya kepandaian akan saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jadi, harus tetap jujur, semoga ada jalan terbaik,” kata Juli Artiningsih.
Menariknya, saat Justin William dianggap telah kehilangan jejak, namun, secara tiba-tiba ada undangan untuk menghadiri Sidang Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Denpasar.
“Saat sidang tadi, ditanya apa betul saya, Juli Artiningsih istrinya Justin William Hughes. Ya, ternyata untuk Pemohon diwakilkan oleh Pengacaranya, yang sebetulnya saya juga ada Pengacara. Namun, hal ini saya hadapi sendiri,” terangnya.
Dalam Sidang Perkara tersebut, disebutkan pihaknya diberikan pemberitahuan, karena tidak ada kehadiran langsung dari pihak Pemohon, makanya Sidang diundur sampai 2/4/2024 mendatang, yang sebelumnya dilakukan laporan mediasi.
“Sidang ini pertama kali saya lakukan, ternyata Justin tidak datang dan diundur sampai 2/4/2024 mendatang dengan adanya laporan dari pihak mediasi,” kata Juli Artiningsih.
Patut diketahui, sesuai dengan undangan, kronologisnya diceritakan, bahwa dirinya dan suami sering bertengkar. Namun, bagi Juli Artiningsih, dalam membangun sebuah rumah tangga, hal itu bukanlah suatu pertengkaran, karena hal itu dianggap sebagai sebuah perbedaan pendapat, yang masih bisa dibicarakan dengan baik dan semua masalah itu semestinya dicarikan solusi terbaik.
“Situasi saya sekarang legowo. Ya menerima, tapi banyak pihak lain yang tidak diterima, diluar badan saya, ada yang tak terima. Artinya harus ditindak secara bijaksana. Jadi, tidak menelantarkan seorang wanita,” bebernya.
Bahkan, Juli Artiningsih mengakui dirinya bersama Sang Suami, Justin Wiliam Hughes sudah 10 tahun membina rumah tangga, dalam kondisi baik.
“Karena saya orangnya menerima, sedikit banyak itu sebenernya menerima, tapi kronologi yang sekarang terjadi, saya malah tertuduh sebagai orang yang foya-foya dan menghabiskan uangnya dia, itu nanti bisa bicara dengan kuasa hukum saya,” tambahnya.
Untungnya sebagai penjahit layar kapal laut, Juli Artiningsih tetap semangat menjalani kehidupan dan tetap ingat dan bersyukur dengan Tuhan Yang Maha Esa.
“Adanya Tuhan yang selalu mensupport kita, mem-blessing kita, yang menganugerahi segalanya di bumi ini, jangan lupa tetap bersyukur dengan segala apa yang kita terima di dunia ini,” paparnya.
Oleh karena itu, Juli Artiningsih berharap, suaminya tidak meninggalkan seorang istri, karena dia juga harus bertanggung jawab dan tidak seenaknya dipengaruhi oleh orang ketiga.
“Kalaupun ada kejadian, dia membahagiakan saya untuk beli ini dan itu, khan normalnya dalam membina berumah tangga. Jika punya kendala dan masalah, disitu seharusnya dicari. Jangan sampai ada orang ketiga itu mempengaruhi hubungan kita,” tandasnya.
Tak hanya itu, Juli Artiningsih juga berharap, semuanya bisa memilah baik buruknya kehidupan dan berpikir dalam bertindak.
“Tidak semena-mena. Kalau bagus, ya Alhamdulillah sangat luar biasa, bisa sehat dan sejahtera. Ngk apa-apa, kita dihina dan tak mungkin jadi sampah.Kita dipuji-puji juga tidak akan pergi ke bulan. Ya, sudahlah, karena saya Arema,” pungkasnya.
Laporan : Benthar