Filesatu.co.id, Trenggalek | Novita Hardini, SE., istri Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menyalurkan bantuan untuk korban tanah gerak dan longsor di daerahnya. Bersama dengan jajaran terkait, Tim Penggerak PKK dan UPRINTIS Indonesia, perempuan energik tersebut mencoba menggerakkan potensi yang ada, guna meringankan beban warga terdampak, Senin (32/10/2022).
“Hari ini saya bersama dengan jajaran pemerintah Kabupaten Trenggalek memberikan bantuan kepada korban banjir dan longsor Bulan Oktober lalu. Kemudian kami juga mendata apa saja yang dibutuhkan untuk harus dipenuhi sesegera mungkin,” ucap istri Bupati Trenggalek itu dalam tinjauannya.
Tercatat ada sebanyak 47 rumah yang terdampak longsor di Desa Masaran, Kecamatan Bendungan. Dari 47 rumah warga tersebut 10 diantaranya tergolong berat, tidak dimungkinkan kembali untuk pemukiman dalam jangka waktu yang panjang sehingga diharuskan untuk relokasi.
Kami juga mengupayakan, sambung Ketua Tim Penggerak PKK itu, “beberapa rumah yang benar-benar tidak aman untuk ditempati, ditinggali sementara agar bisa dibangunkan kembali di lokasi yang benar-benar aman untuk kehidupan selanjutnya,” imbuhnya.
Dalam tinjauannya, Novita Hardini banyak mendapatkan keluhan warga, mulai dari tidak punya tempat tinggal lagi, huniannya tidak aman, harus tinggal di pengungsian sementara hingga berharap ada tempat relokasi yang aman. Beberapa warga mengalami trauma dengan kejadian tanah longsor yang terjadi pada Selasa (18/10) lalu. “Kami akan terus berkeliling mendata apa saja yang dibutuhkan warga untuk memapah kehidupan baru yang lebih baik dan juga aman,” tandasnya.
Kades Masaran, Kecamatan Bendungan, Supardi membenarkan ada sebanyak 47 rumah yang terdampak longsor dan tanah gerak di desanya. Ada klasifikasi berat sehingga dibutuhkan relokasi dan sebagian yang lainnya masih dimungkinkan untuk dihuni kembali.
“Kejadiannya serempak pada 18 Oktober kemarin. Totalnya ada 47 rumah dengan kalkulasi 10 rumah mengalami kerusakan berat sehingga dibutuhkan relokasi. Kemudian untuk yang lain masih bisa tetap tinggal di situ,” ucapnya.
Menurut Kades Masaran ini, bagi yang memiliki lahan untuk dibangun dicarikan sulusi untuk pemukiman relokasinya. Sedangkan bagi masyarakat terdampak yang tidak memiliki lahan relokasi, masih dicarikan solusi dengan mengkomunikasikan kepada pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat.
Diharapkan oleh Supardi, bisa segera ada solusi sehingga warganya dapat melanjutkan kehidupannya dengan tenang, terhindar dari ancaman bencana tanah longsor dan tanah gerak. (Humas)