Filesatu.co.id, Banyuwangi – Segenap jajaran redaksi media online filesatu.co.id berpusat di Banyuwangi mengabarkan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Drs Agung Santoso sebagai penasehat media filesatu.co.id
” Innalilahi wa inna ilaihi roji’un, semoga Husnul khotimah,dan amal ibadahnya di terima Allah SWT, Aamiin,”
Demikian disampaikan Supono /Eno selaku pimpinan perusahaan PT Brend Media Cakrawala sekaligus pimpinan redaksi media filesatu.co.id usai menerima telepon Semeru anaknya (Agung Santoso) dari Surabaya pada Sabtu (10/7/2021) memberikan kabar duka bahwa ayahnya telah meninggal dunia.
Semeru menyampaikan bahwa ayahnya (Agung) sebelum meninggal sempat sakit semenjak pulang dari Kabupaten Lumajang usai Rakor FKPRM pada Sabtu (26/6/2021) beberapa hari lalu dan dirawat dirumahnya.
” Sejak itu, ayah sakit DBD mas dan hari ini meninggal sekitar jam 10: 00 WIB , mohon dimaafkan jika ada yang salah sama bapak ya mas,” ucap Semeru.
Membalas teleponnya, Eno mengatakan” innalilahi wa innailaihi rojingun, yang sabar ya mas semoga bapak Husnul khotimah,” kata Eno membalas teleponnya.
Almarhum Agung Santoso, Dikatakan Eno adalah sosok yang patut dicontoh, semangat yang luar biaa dimilik jiwanya, cerdik, lincah dan bersahabat.
” Sekitar satu tahun Awal pertama kenal pak Agung langsung ditindaklanjuti pertemuan dan tidak perlu lama, berlanjut sering koordinasi hingga mempertemukan teman teman pemimpin perusahaan dan redaksi Se Jatim hingga tercetus Forum Komunikasi Pimpinan Redaksi Media ( FKPRM).
” Beliau selain ketua FKPRM juga seorang inisiator UKW mandiri, sudah menciptakan ratusan wartawan yang kompeten, ketua MOI Jatim, Ketua Aspeparindo Jatim, dan banyak lagi hingga saya tidak bisa berkata kata,” terang Eno.
Masih kata Eno, karya dan tindakannya betul betul inspirasikan kami semua bahkan tidak mudah untuk di lupakan.
“Saya sempat komunikasi satu minggu lalu untuk pembahasan FKPRM rencana rapat di Tulungagung, tidak menyangka Allah SWT telah memanggilnya. terlebih dulu.
“Terakhir saya masih ingat kata katanya, ibarat gerbang kereta api saya harus jalan terus untuk FKPRM, jadi teman teman kalau mau ikut monggo, dan saya punya banyak jaringan, kalau saya menunggu semua gak jalan akhirnya macet semua,” kata Eno menirukan Agung
” Kata itu sampai sekarang menjadi inspiratif buat saya, Selamat jalan Bapak Agung, Karyamu selalu dikenang, semoga keluarga yang ditinggal mendapat ketabahan,” Pungkas Eno. (Edy/Rosid /Filesatu).