Ikut Festifal Reog Ponorogo, SMA Bima Ambulu -Jember Matangkan Persiapan Gencar Pementasan

FILESATU.co.id, Jember |Sebagai kesiapan mengikuti Festifal Reog Ponorogo yang akan digelar pada 25-28 Juli 2022 besok, yang rencana akan diselenggarakan secara berlangsung di Alun Alun Kabuoaten Ponorogo.

Salah satu peserta yang siap tampil yakni Sardulo Bimo Mudho. Mereka dari anak anak SMA Bima Ambulu yang kipranya juga sudah mumpuni dan sering tampil di beberapa kecamatan wilayah selatan kabupaten Jember diantaranya di kecamatan Wuluhan, kecamatan Balung dan kecamatan Ambulu. Jumat (24/6/2022).

Bacaan Lainnya

Ndaru Purbo Waseso Anggota Reog Sardulo Bimo Mudho mengatakan,”Reog Ponorogo adalah salah satu pagelaran yang sudah terkenal hingga ke mancanegara.

“Reog merupakan kesenian yang memiliki nilai luhur kebudayaan dan tradisi masyarakat Ponorogo,” kisah Ndaru ditemui media ini dilapangan kecamatan Balung.

Dia menceritakan Asal mula Reog Ponorogo yang dilatar belakangi oleh kisah perjalanan Raja Kelana saat akan meminang Dewi Songgo Langit sebagai calon permaisurinya calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit adalah putri Kerajaan Kediri.

“Kisah ini nanti digambarkan lewat pertunjukan Reog Ponorogo SARDULO BIMO MUDHO MILIK SMA BIMA Ambulu – Jember di acara festival itu,” kata Ndaru.

Filesatu.co.id, foto: Semangat persiapan pentas ikut festival Reog Ponorogo SMA Bima – Balung.

Masih menurut Ndaru Sejarah terciptanya tarian Reog Ponorogo tidak lepas dari legenda yang diciptakan masyarakat saat itu, ada banyak versi mengenai asal-usul terciptanya kesenian Reog Ponorogo diantaranya Kelana Sewandana dan Singo Barong.

Salah satu versinya yaitu bermula dari kisah Kelana Sewandana, seorang Raja di Banter Angin sekarang Ponorogo yang ingin mempersunting Putri Kediri Dewi Dyah Ayu Sangga Langit.

Orang yang mendapat tugas untuk meminang Putri Kediri itu adalah Bujang ganong yang berasal dari Kediri. Agar tak dikenali oleh orang-orang Kediri, Bujang ganong memakai topeng dengan bentuk rupa yang sangat buruk saat melamar Putri Kediri.

Singkat cerita, lamaran Bujang Ganong atas nama Kelana Sewandana itu diterima oleh Putri Kediri, namun, sang putri memberikan satu syarat , yaitu Kelana Sewanadana harus mengalahkan Singa Barong yang ada di Alas Roban,  syarat itu disanggupi dan sebuah pasukan kuda dikirim ke hutan untuk mencari Singa Barong.

Dalam pertempuran di hutan ternyata pasukan-pasukan yang dikirim itu telah dikalahkan oleh Singa Barong, sehingga memaksa Kelana untuk turun tangan secara langsung dan melakukan pertempuran sengit, ketika merasa tertekan Kelana pun membanting sumpingnya ke tanah dan berubah menjadi dua ekor burung Merak,  (Sumping adalah perhiasan di atas telinga)

Saat Singa Barong sedang terlena, kelengahan itu dimanfaatkan Kelana dengan mencambukkan senjatanya yang bernama Pecut Saman, Sehinga singo Barong berhasil dikalahkan.

Kemenangan itu membawa Kelana Swandana bisa diterima untuk mempersunting Putri Kediri Dewi Dyah Ayu Sangga Langit.

Dari sinilah kemudian dikembangkan menjadi permainan reog Ponorogo, seperti saat ini ditampilkan oleh kelompok reog Ponorogo SARDULO BIMO MUDHO milik SMA BIMA Ambulu – Jember,” pungkasnya. (Tog).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *