Filesatu.co.id, Madiun | Dalam rangka menekan angka stunting, Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan menggelar pelatihan pengembangan pangan lokal. Bertempat di RM Icha Saradan, kegiatan tersebut diselenggarakan, Rabu (29/10/2025).
Hadir dalam acara, Ketua TP PKK kabupaten Madiun Erni Hari Wuryanto, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Paryoto, narasumber dari Dinkes Muryaningsih, narasumber dari Regina Education Center Aning Susilowati serta puluhan kader posyandu dari Desa Sumbersari, Klumutan, Sumberbendo dan Desa Tulung Kecamatan Saradan.
Dalam arahannya, Ketua TP PKK Erni Wuryanto mengatakan bahwa stunting di Indonesia masih menjadi PR besar. Harus dilakukan upaya nyata untuk mengatasinya demi generasi emas 2045.
“Masalah gizi yang belum terselesaikan di Indonesia pada saat ini yang menjadi fokus perhatian pemerintah yaitu stunting. Di Kabupaten Madiun, berdasarkan hasil bulan ditimbang terakhir prosentase stunting 5,35 persen,” terang Erni.
Penurunan angka stunting di Kabupaten Madiun cukup signifikan. Berdasarkan data 2022, stunting di kampung pesilat mencapai 15,59 persen. Kemudian 2023 turun di angka 11,66 persen. Pada tahun 2024, prevalensi stunting kembali turun di angka 7,33 persen. Saat ini, Kabupaten Madiun berhasil menekan angka stunting di 5,35 persen.
Masih lanjut Erni, pelatihan olahan pangan lokal yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) ini agar diaplikasikan di rumah. Selain itu, ilmu yang didapat juga ditularkan ke masyarakat yang lain.
“Terutama generasi muda agar lebih mencintai dan mengkonsumsi pangan lokal yang beragam bergizi seimbang aman atau (B2SA). Nanti diterapkan di wilayah masing-masing. Ke depan agar generasi muda kita mau dan tahu bagaimana mengolah makanan itu menjadi sehat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Paryoto menambahkan bahwa kegiatan bertujuan untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan yang sehat. Selain itu, juga untuk menambah pengetahuan tentang gizi seimbang.
“Pertama untuk meningkatkan kesadaran dan membudayakan pola konsumsi pangan sehat pada masyarakat serta menciptakan generasi sehat aktif dan produktif melalui penyediaan makanan yang memiliki standar B2SA. Yang kedua, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. Selanjutnya, mengembangkan inovasi olahan pangan lokal bernutrisi,” terang Paryoto.
Terkait olahan pangan sehat di era digital saat ini, lanjut Paryoto, ilmu pengetahuan tentang hal tersebut lebih mudah didapatkan. Semua tergantung kemauan. Untuk itu, pihaknya berharap agar semua peserta yang hadir bisa terus mengupgrade ilmunya. Dengan demikian, cita-cita Kabupaten Madiun zero stunting dapat terwujud.
“Saya yakin juga ibu-ibu peserta yang ada di sini ini tidak ada yang tidak mengenal hp Android. Selama HP Android ini kita pegang, Insya Allah seluruh ilmu di dunia itu akan bisa kita pelajari. Jangan sampai HP ini kita manfaatkan hanya untuk hal-hal yang kurang produktif. Mari kita belajar dari HP ini untuk meningkatkan kesejahteraan. Jadi, selama kepemimpinan Pak Hariwur, stunting di Madiun harus nol sehingga akan tercipta Kabupaten Madiun yang bersahaja, bersih sehat dan sejahtera,” pungkasnya.(adv)



