Filesatu.co.id, Banyuwang |Pemuda desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari rutin menggelar Festival Petik Sungai. Selain kegiatan positif festival tersebut bertujuan untuk membersihkan sungai dari sampah serta menjaga ekosistem sungai dalam setahunnya.
Kegiatan yang murni yang diinisiasi pemuda Karangdoro dalam organisasi Karang Taruna Bina Muda yang juga mendapat dukungan dari pemerintahan desa Karangdoro.
Baca Lainnya :Buka Bumi Perkemahan Perkemahan akhir Pekan Wabub Banyuwangi H. Sugirah, Berharap Sesui Cita Cita Pandu Hizbul Wathan
Petik sungai juga bisa dimanfaat warga sekitar untuk mengambil ikan dari sungai yang sudah di sterilkan dengan cara pintu air bendungan ditutup untuk mengeringkan sungai hingga dasar sungai hampir terlihat. Saat air menyusut inilah, anak-anak muda bersama warga sepanjang sungai membersihkan sampah yang tersangkut.
“Kegiatab semacam ini murni yang menginisiasi Karang Taruna Bina Muda Desa Karangdoro,” ungkap Sunaryo Kepala Desa Karangdoro. Minggu (16/10/2022).
Dijelaskan Sunaryo Sp, untuk mendapatkan ikan, prakteknya mereka cukup mudah dengan nyebur ke sungai untuk mencari ikan. Ditambah lagi penyelenggara menyediakan ratusan ikan berukuran besar, yang dilepas ke sungai untuk diperebutkan. Saat ikan dilepas, anak-anak dan warga setempat yang berada di sungai langsung berlarian berebut mencari ikan tersebut.
Baca Lainnya : Pasca Banjir Kawasan Kecamatan Pesanggaran, Bupati Ipuk Instruksikan Nomalisasikan Sungai
sedangkan bagi yang mendapat ikan berukuran besar, selain ikan juga dapat hadiah sembako. Penyelenggara menyediakan ratusan paket sembako.
“Ini hanya salah satu cara saja agar masyarakat sekitar turut serta dalam membersihkan sampah dan menjaga ekosistem sungai,” tambah Sunaryo.
Dikisahkan Sunaryo, sungai Karangdoro memiliki historis tersendiri. Di sungai ini terdapat bendungan Karangdoro merupakan salah satu bangunan irigasi peninggalan Belanda dibangun tahun 1921. Dalam sejarah yang tercantum di koran Belanda, disebutkan pernah terjadi banjir besar di kawasan ini pada 1929. Bendungan pun rusak berat dan pada 1935 dimulai proses renovasi. Bendung resmi difungsikan kembali oleh kolonial Jepang pada tahun 1942.
Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut Ipuk, Petik Sungai ini memiliki banyak manfaat.
“Selain memiliki nilai positif karena lingkungan dan eksosistem sungai terjaga, juga memiliki nilai edukasi dan hiburan,” kata Ipuk.
Untuk itu, Ipuk berpesan, ini jangan hanya menjadi agenda rutinitas saja. Namun harus ada tindak lanjut agar masyarakat bisa turut berperan aktif menjaga sungai.
“Mari kita terus melakukan perawatan sungai secara bersma sama untuk menjaga kebersihan,” kata Ipuk.
Dilain itu, Ipuk berpesan agar tetap disiplin pada protokol kesehatan. Covid 19 masih ada di sekitar, kita harus tetap waspada,” harap Ipuk.