Filesatu.co.id, Banyuwangi | Budidaya kambing perah ternyata jika dilakukan dengan tekun dan bisa bekerjasana system gotong rooyong ternyata mampu menghasilkan uang ratusan juta rupiah dalam sebulan.
Seperti yang dilakukan Antok(37) warga Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro yang berhasil mengangkat ekonomi warga melalui budidaya kambing perah. Ia merangkul warga sekitarnya untuk membudidayakan kambing. Berawal hanya 10 dirawat sediri, kini setelah bekerjasama menjadi sekitar 600-an ekor.
Dikisahkan Antok, awal bisnis peternakan dengan modal awal Rp 75 juta. Dia membeli sepuluh ekor kambing jenis sapera dan etawa. Serta membangun kandang di area perkebunan kopi.
Selama sekitar setahun, kambing-kambing itu terternak secara mandiri. Setelah jumlahnya bertambah, ia mulai mengajak warga untuk berternak bersama demikian dampaknya banyak warga di desanya ikut terkerek perekoninya.
“Kambing betina yang hamil saya titipkan ke warga untuk dirawat. Nanti hasil susunya saya beli. Kalau kambingnya beranak, hasilnya dibagi,” kata Antok ditemui media ini Kamis (28/3/2024).
Awalnya hanya satu-dua orang warga yang ikut bekerja sama, lanjut Antok, namun lambat laun jumlah peminat semakin banyak, bahkan bukan hanya warga Desa Telemung, tapi melebar ke desa tetangga seperti desa Pesucen dan desa Bangsring.
“Sekarang sudah ada sekitar 40-an warga yang ikut bergabung, dengan total sekitar 500 kambing,” tambahnya.
Di tambahkan Antok, kambing yang dikelola di kandang sekitar 35 ekor kambing perah. Sementara puluhan warga mitranya menernakkan lebih dari 500 ekor kambing. Itu artinya tiap warga mitra Avatar Farm bisa menernakkan lebih dari sepuluh ekor kambing per orang.
“Setiap dua minggu sekali, satu peternak bisa menyetorkan sekitar 250 liter susu segar. Susu-susu itu kemudian saya kirim ke pabrik yang ada di Yogyakarta.
Harga susu kambing disetiap peternak seharga Rp 15 ribu per liter. Dengan demikian, satu peternak bisa mengantongi hasil hingga Rp 3,75 juta setiap dua minggu,’’ tambah Antok pemilik Avatar Farm ini
Sebagai pemilik kambing, Avatar Farm juga mendapat perolehan bagi hasil dari nilai yang didapat oleh peternak mitra. Penghasilan dari penjualan kambing, para mitra juga akan mendapatkan hasil dari tiap ternak yang dilahirkan. Avatar Farm juga secara rutin membagikan ilmu budidaya kepada warga agar susu hasil perah sapi bisa maksimal.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengunjungi peternakan tersebut beberapa waktu lalu mengapresiasi peternakan kambing perah Avatar Farm yang berkonsep budidayaan berbasis pemberdayaan masyarakat. Apalagi manfaat ekonomi dari budidaya itu bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
“Ini keren ya. Berbagi dengan masyarakat melalui pemberdayaan. Jadi sama-sama menguntungkan, sama-sama mendapat manfaat,” kata Bupati Ipuk.
Apa yang dilakukan oleh Avatar Farm, kata dia, menunjukkan bahwa dunia peternakan memiliki potensi yang cukup besar jika dijalankan secara serius dan penuh inovasi.
“Ini bisa dijadikan contoh oleh anak muda lain, yang ingin masuk ke dunia peternakan,” ucapnya.
Sementara ditambahkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dokter Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi drh. Nanang Sugiharto, wilayah Kecamatan Kalipuro merupakan salah satu sentra kambing perah di Banyuwangi.
Populasi kambing perah di wilayah tersebut sebanyak 20 ribu ekor. “Untuk wilayah Desa Telemung, populasinya sekitar 6 ribu ekor. Dengan total produksi susu rata-rata 2 ribu liter per hari,” kata Nanang.
Selain menampung banyak kambing perah, Desa Telemung juga menjadi salah satu sentra perkebunan kopi, manggis, dan durian. Alhasil, bisa dimanfaatkan untuk usaha peternakan dan pertanian bisa saling berkesinambungan.
“Di sini, kotoran ternak dari kandang kambing biasa dimanfaatkan oleh warga sebagai pupuk organik. Jadi semuanya bisa bernilai ekonomis,” pungkasnya. (*)