Filesatu.co.id, KARAWANG | SETELAH sebelumnya dilakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) oleh Bupati, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang terhadap proyek rehabilitasi Stadion Singaperbangsa Karawang. Karena seperti yang diketahui, progresnya mengalami keterlambatan.
Kali ini giliran dari unsur masyarakat yang melakukan audiensi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang. Organisasi Masyarakat Laskar Merah Putih Markas Daerah Jawa Barat (Ormas LMP Mada Jabar), Kamis siang, 5 Desember 2024 mendatangi kantor Dinas PUPR Karawang untuk melakukan audiensi, dalam rangka mempertanyakam keterlambatan pengerjaan rehabilitasi Stadion Singaperbangsa.
Kepala Bidang (Kabid) Bangunan dan Gedung, Dani Firmansyah menyambut menerima langsung audiensi dengan menghadirkan perwakilan dari perusahaan yang berkontrak, yaitu CV Putera Belko.
Wakil Ketua LMP Mada Jabar, Andri Kurniawan menyampaikan, bahwa rehabilitasi Stadion Singaperbangsa Karawang merupakan proyek yang sangat strategis. Selain itu, dirinya juga menjelaskan, Perbaikan stadion kebanggan masyarakat Karawang ini sudah dinantikan sejak lama.
“Jadi, jangan sampai rehabilitasi tahap pertama ini tidak selesai sampai habisnya waktu kontrak. Oleh karena itu, hari ini kami perlu mempertanyakan apa yang menjadi kendala terlambatnya progres pekerjaan,” jelas Andri Kurniawan, Kamis 05 Desember 2024.
Ada pun Kabid Bangunan dan Gedung menjelaskan, bahwa pihaknya sudah seoptimal mungkin melakukan pengawasan akan jalannya kegiatan. Bukan hanya itu, Dinas PUPR Karawang juga terus mengupdate perkembangan progres, pasca dilakukannya Sidak oleh bapak Bupati.
Kemudian, perwakilan CV Putera Belko menjelaskan beberapa kendala teknis, sehingga menjadi penyebab lambannya pekerjaan.
Sebagai penutup statement, Kamada LMP Jabar, H Awandi Siroj Suwandi menitip beratkan kepada CV Putera Belko, agar tidak mengecewakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan masyarakat Karawang.
“Apa pun caranya, CV Putera Belko harus dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal kontrak, dan diupayakan tidak harus adanya addendum,” tegasnya.
Karena tambah pria yang akrab disapa Bah Wandi ini pekerjaan ini dibuat menjadi dua tahap. Kalau sampai tahap pertama saja harus addendum, tentu akan menghambat tahap berikutnya.
“Selain itu, bukan hanya akselerasi yang perlu diperhatikan. Melainkan kualitas juga harus menjadi prioritas utama. Karena selain persoalan pertanggung jawaban uang Negara, yang namanya stadion berkaitan erat dengan keselamatan jiwa manusia,” demikian Bah Wandi.
Dikesempatan yang sama, Wahyu Akbar yang merupakan perwakilan CV Putera Belko, optimis mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu kontrak.***