Filesatu.co.id, Banyuwangi |Kisah masyhur yang tertuang dalam Al Qur’an dan Alkitab, yakni pertarungan Nabi Daud dengan Raja Jalut. Atau biasa disebut kisah David melawan Goliath. Merupakan pelajaran besar tentang perlawanan dari kekuatan kecil dan lemah dalam melawan kekuatan besar.
Dalam kisah itu, Jalut atau Goliath adalah raksasa bertubuh besar lengkap dengan baju zirah atau baju perang yang terbuat dari perunggu. Dengan kedua tangan memegang senjata, yaitu sebilah pedang yang tajam dan tombak yang runcing.
Sedangkan David atau Nabi Daud hanya seorang gembala yang bertubuh kecil, tanpa baju pelindung dengan hanya bersenjata ketapel serta batu-batu kerikil sebagai pelurunya.
Kondisi yang mirip dengan kisah ini sepertinya akan terjadi dalam Pilkada Banyuwangi saat ini. Jika seandainya petahana kembali maju mencalonkan diri sebagai Bupati Banyuwangi.
Memang kita tidak bisa menyamakan bupati Ipuk Fiestiandani dengan Goliath yang haus kekuasaan. Karena majunya Bu Ipuk untuk mempertahankan kekuasaan sudah sesuai dengan Undang-undang, yakni karena masih satu periode.
Namun boleh jadi, karena saat ini Bu Ipuk punya modal kekuatan besar untuk melawan semua calon yang akan bertarung dalam Pilkada nanti, apalagi calon-calon yang lain hanya bermodal ketapel dan batu kerikil. Pastinya akan mudah sekali untuk melibasnya. Mirip kisah David versus Goliath.
Hanya saja jika dalam kisah David versus Goliath, pertarungan itu ahirnya dimenangkan oleh David yang bertubuh kecil. Dan mampu merobohkan Goliath yang berbadan besar.
Meski sebenarnya Goliath ini jika memukul dengan tangan kosong saja mampu merobohkan musuh, apalagi ia bersenjata lengkap. Namun kenyataannya ia bisa dirobohkan oleh David hanya dengan modal ketapel dan batu kerikil.
Para ahli sejarah sepakat jika kekalahan Goliath ini adalah akibat badan Goliath yang besar serta baju zirah yang dia pakai. Sehingga membuatnya bergerak lamban dan dapat dengan mudah di lumpuhkan oleh David yang bertubuh kecil.
Meski bertubuh kecil, David yang seorang gembala ternyata sudah terbiasa bertarung dengan harimau, singa atau serigala yang sering mengancam kambing-kambing peliharaanya. Sehingga dia sudah hafal dimana harus melumpuhkan titik lemah musuh yang lebih luat darinya.
Andai kisah David ini di konversi dengan para calon yang akan bertarung melawan petahana dalam pilkada Banyuwangi, akankah David mampu melawan Goliath?
Sepertinya para pendukung calon David harus berhitung dengan kalkulasi yang teliti dan matang.
Karena Goliath yang saat ini akan bertarung bukan lagi raksasa lembek seperti Goliath dalam kisah Alkitab. Namun sudah berubah seperti raksasa hijau dalam mitologi Marvels Studio, yakni Hulk si raksasa hijau yang lincah dan kuat sekali.
Meski tanpa baju zirah, kulit Hulk sudah kebal senjata. Tidak lagi mempan dengan semua senjata tajam. Bahkan tanganya jika memukul, bukan lagi tubuh musuh yang akan hancur dan tumbang, namun bumi tempat musuh berdiri akan berguncang seperti gempa 6,5 skala Richter.
Jadi sepertinya calon yang akan bertarung melawan petahana harus berhati-hati. Harus dengan perhitungan yang betul-betul matang. Agar tidak jatuh tersungkur oleh pukulan lawan yang sangat kuat.
Dan selain itu, pertarungan dalam pilkada ini nanti nyata, bukan lagi dongeng anak-anak menjelang tidur.
Dongeng yang selalu berahir kemenangan indah dari sebuah harapan. Tapi memang sebuah pertarungan berat untuk hidupnya demokrasi dan kemajuan daerah.
Dan satu lagi, calon penantang harus siap lahir batin dengan segala kemungkinan.
Opini ditulis oleh Wasis, wakil ketua DPD Banyuwangi Partai Gelora Indonesia