Angkat Etnis Kultur Banyuwangi, Puluhan Ribu Pengunjung Padati Pagelaran BEC 2022

Di BEC 2022 Banyuwangi, parade digelar sesuai Etnis yang ada di Banyuwangi.

Filesatu.co.id, Banyuwangi |  Mengusung Tema,  Tamanansarine Nusantoro : The Diversity of Banyuwangi Culture” Banyuwangi Ethno Carnaval  (BEC) 2022  kembali digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Kali ini BEC Banyuwangi sudah memasuki satu Dekade dengan menampil berbagai parade Etnis yang ada di Banyuwangi.

Tampak, ribuan pengunjung memadati jalur lintasan parade etnik BEC pada Sabtu siang (10/12/2022) di Gesibu depan Kantor Pos Banyuwangi, yang akan dilewati para pelaku Seni BEC dengan rute mulai pasar dan finish di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. .

Bacaan Lainnya

Baca Lainnya : 

Vokalis di BEC 2022, Pieter Sukses Menyanyikan Kultur Lagu Etnis Banyuwangi

Mereka tampak antusias menyaksikan beragam tampilan fashion artifisial yang mengangkat kekayaan budaya lintas suku dan etnis di bumi Blambangan. Mulai dari suku Osing, Madura, Jawa, Mandar, Bali, Arab hingga Tionghoa.

Masing-masing defile menyajikan tarian khas masing-masing dan beragam fashion-artifisial yang mencirikan keunikan budayanya. Defile Osing, misalnya, menonjolkan aksentuasi Barong, Seblang sampai Tari Gandrung. Begitu pula dengan suku atau etnis lainnya. Tionghoa, umpamanya, lekat dengan dominasi warna merah dan aksentuasi naga, barongsai dan ikon-ikon lainnya.

BEC dibuka langsudng oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani disaksikan para undangan penjabat Forkompimda, lintas tokoh dan semuan elemen Masyarakat Banyuwangi.

Bahkan dihadiri Menteri Pendayagunaan AParatur Negara dan Birokrasi H. Abdullah Azwar Anas.

“Kali ini, kami mengangkat tema The Diversity of Banyuwangi Culture. Kami ingin menyuguhkan kepada masyarakat luas, bahwa Banyuwangi ini terdiri dari beragam suku dan etnis yang berbaur menjadi satu,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk.

Keragaman tersebut, menurut Ipuk, menjadi modal utama bagi kemajuan Banyuwangi. Kekayaan budaya menjadi sumber kreativitas dalam membangun daerah.

“Kita ini punya banyak hal yang bisa kita kembangkan. Hanya saja, kita kerap tidak percaya diri. Untuk itu, dengan panggung BEC dan panggung-panggung yang lain, kita tunjukkan kepada dunia,” ajaknya.

Dengan kepercayaan diri tersebut, lanjut Ipuk, akan dapat menghasilkan kreasi yang luar biasa. Dengan kreasi tersebut, akan dapat menjadi pilar pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.

“Dari ajang ini saja, ada perputaran uang yang besar yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Mulai dari UMKM, pekerja seni sampai penyedia jasa penginapan dan transportasi. Ini akan menjadi berkah bagi kesejahteraan masyarakat,” tegas Ipuk.

Sementara menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, ajang  BEC yang memasuki tahun kesepuluh ini, memang digarap dengan konsep yang berbeda dengan edisi sebelum-sebelumnya. Namun, tetap mengusung nilai-nilai lokalitas Banyuwangi sebagai landmarknya.

“Jadi, ajang ini akan terasa spesial. Ada ciri khasnya yang orang akan merasakan ini Banyuwangi. Tidak bakal sama dengan ajang serupa di daerah lain,” papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda.

Ditambahkan, Bramuda, hal tersebut menjadi daya tarik yang tinggi. Banyak tamu dari luar daerah yang rela datang ke Banyuwangi hanya untuk menyaksikan acara ini.

“Untuk yang bertiket dan undangan saja, lebih dari 2 ribu pengunjung. Belum yang di sepanjang jalan. Hitungan kami tembus 20 ribu lebih pengunjung,” paparnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *