Filesatu.co.id |KARAWANG | SEBENTAR lagi kita kembali akan melaksanakan pemilihan umum. Selain memilih presiden, kita juga akan memilih calon anggota legislatif (caleg) yang nantinya akan menjadi perwakilan suara kita di pemerintahan, anggota legislatif baik di tingkat daerah (DPRD kota dan provinsi)ataupun negara (DPR-RI). Banyak nya partai serta nama caleg yang dicalonkan tidak jarang membuat masyarakat bingung memilih apalagi jika kita tidak kenal dengan nama-nama tersebut.
Detik perhelatan puncak pesta demokrasi serentak tahun 2024 akan berlangsung pada Rabu 14 Februari 2024 besok, dimana sebelumnya kita telah disuguhi dengan berbagai kampanye politik akrobatik para politisi yang bergerilya menyakinkan dan merayu warga pemilih dengan ragam cara demi bisa dipercaya memegang amanah suci rakyat di mahligai demokrasi, baik lokal maupun pusat.
Kita semua tentu berpengharapan besar agar hajatan demokrasi terbesar tahun ini tidak tereduksi sekadar urusan prosedural dan teknikalitas politik elektoral semata yang telah menguras anggaran hingga puluhan triliun rupiah, namun tetap saja berlangsung secara berulang berbagai praktik tidak demokratis, praktik pelanggaran aturan dan etika moral pemilu.
Kemudian, kita mengapresiasi betul kerja-kerja para politisi yang telah berjuang serius untuk menampilkan berbagai kampanye programatik sekaligus edukatif bagi publik sehingga politik elektoral pemilu serentak tahun ini tidak sekadar perebutan pengaruh dan suara publik, namun yang terpenting yaitu bagaimana mengkreasi ekosistem politik yang lebih mendidik dan menyehatkan nalar publik masyarakat kita.
Tentu sejauh ini tidak sedikit energi, biaya, dan tenaga tim sukses yang telah digelontorkan demi membangun impresi positif di masyarakat ‘akar rumput’ sebagai pemilik hak suara. Beberapa calon anggota dewan yang penulis kenal di Bangka sudah ada yang sampai berjual kebun, menggadaikan surat-surat rumah, dan ada lagi bahkan sampai berutang di bank senilai ratusan juta rupiah hingga hitungan miliar rupiah.
Seringkali pula animo masyarakat untuk memilih perwakilannya disurutkan dengan apatisme bahwa orang-orang yang akan maju menjadi anggota dewan itu sama saja, pemilihan tak jarang menjadi ajang perniagaan.
Siapa bisa membayar banyak, akan mendapat banyak suara. Seakan langkah lazim dalam mencapai tujuan menjadi anggota dewan adalah dengan membeli suara. Masyarakat tak peduli, karena menurut sebagian dari mereka, ada tidak ada anggota dewan tidak berimbas pada kondisi dan kehidupannya.
Sepertinya tidak bisa dinafikan potensi akan berulangnya praktik klientelisme dan money politics yang sempat menghantui politik elektoral kita beberapa tahun belakangan. Walaupun kita tetap percaya dengan komitmen dan kerja rekan-rekan Bawaslu di berbagai lapis teritorialnya. Tentu tetap ada harapan besar bahwa Pemilu 2024 ini berlangsung secara jujur, adil, dan bermutu dengan berbagai kekurangan dan keterbatasannya
Politik adalah hal yang netral, baik buruknya tergantung pada siapa yang menjalankannya. Seperti quote Erdogan di atas, bahwa jika orang baik tidak terjun ke politik, maka orang jahatlah yang mengisinya.
Sering kita dengar berita kasus korupsi, kasus ketidakadilan, dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan pemerintah yang menyengsarakan rakyat. Itu semua, karena yang terjun dalam politik masih didominasi oleh orang-orang jahat. Oleh karena itu, mari kita menyiapkan diri untuk memilih orang-orang terbaik diantara calon-calon yang ada dengan harapan akan membawa perubahan negeri ini menjadi lebih baik.
Berikut 8 langkah yang bisa kita lakukan dalam mempersiapkan pilihan kita di ajang pemilihan umum nanti;
- Mempelajari Nama-Nama Caleg
- Mengenal Visi Misi Caleg
- Menilik Rekam Jejak
- Mempelajari Latar Belakang dan Pengalaman
- Melihat Perannya di Masyarakat
- Mencaritahu Ideologi Calon
- Memperhatikan Cara Berkampanye
- Partai Pengusung. ***