Dibalik Padatnya Penduduk Pulau Sapeken Sang Miniatur Indonesia

Filesatu.co.id, Sumenep | Pulau Sapeken Kecamatan Sapeken, pulau paling timur yang menjadi wilayah kabupaten Sumenep.dengan luas kurang lebih 2.750 Km persegi yang didiami kurang lebih 9 ribu kepala keluarga.

Memiliki luas tidak sampai 3 Km persegi dengan penduduk sekitar  9 ribu, namun  desa Sapeken termasuk desa yang berpenduduk sangat padat.

Bacaan Lainnya

Tidaklah berlebihan jika orang orang diluar sana menyebutnya dengan “ Desa Sapeken Singapuranya Sumenep “.

Demikian dikisahkan Moh Juri S.Pd Tokoh Sapeken saat di konfirmasi media ini pada Senin (6/12/2021).

Menurutnya, padatnya penduduk  sehingga sulit ditemui lahan kosong, hanya jejeran rumah rumah penduduk ysng dibatasi gang sempit.

Desa Sapeken dalam  aktivitas pemerintahan juga dikendalikan karena rata rata Unit Pelayanan ada didesa Sapeken. Keunikannya sampai mendapat julukan “ Miniaturnya Indonesia ,” dengan banyak suku, budaya dan bahasaahasa berkembang di Desa Sapeken, Bahkan para turis mancanegara yang pernah singgah di desa sapeken menyebut Sapeken “Bali North (Bali Utara) “ karena letak geografis lebih dekat ke Bali dan Sulawesi.

“Pas pak …. kalau desa Sapeken gambaran Bhineka Tunggal Ika, penduduknya beragam suku, seperti  suku Bugis, Madura, Mandar,Jawa, Bali, dan lainnya,” ungkap Juri yang juga menjabat sebagai Kasek SDN Sapeken 1.

”Bahasa yang digunakanpun lain pak, meskipun masuk wilayah kabupaten Sumenep, tapi kami tidak begitu paham bahasa Madura, bahasa bajo yang kami gunakan u6tk bahasa sehari hari.ada sebagian yang berdialok dengan bahasa Bugis dan bahasa Mandar,” tambahnya.

Namun demikian, lanjut Juri dengan keberadaan dan keberagaman suku kerukunan sangat terjaga.

“Kami bergandengan hidup rukun dan damai,” ujarnya.

Masih kata Juri, pada  penghuni bulan Desember tahun 2021 uniknya desa sapeken tidak jauh berbeda nasibnya dengan pulau terdekatnya, seperti Kangean yang terdampak bencana banjir, banyak rumah warga yang tergenangI karena intensitas hujan yang mengguyur desa sapeken tentunya menambah volume air. debet air tidak terserap pasir, sehingga masuk mengenangi rumah warga.

“Kami sempat kofirmasi kepada tokoh agama setempat ust. atmuni Sucipto dan beliau membenarkan hal ini. “betul sebagian wilayah Desa kami tergenang air, selain dari curah hujan yang terus menerus juga karena laut sedang pasang.

“Barusan saya dari kampung Bukut (pukul 20.30 WIB), disana air menggenangi rumah warga, air laut yang naik karena kebetulan juga laut sedang pasang,” katanya.

Banjir ini bukan karena intensitas curah hujan pak, tapi karena air laut yang naik.

“ini sudah biasa, bertahun tahun sudah kami jalani, jika pasang air laut naik mengenangi jalan desa dan sebagian rumah warga.

‘Makanya kami yang mendiami dan dekat dengan bibir pantai membuat rumah panggung ( rumah yang terbat dari kayu dan ada tiang ), kalau laut lg pasang air laut tidak menggenangi rumah kami, karena rumah kami rumah panggung.

“Memang, di bulan Desember tahun 2021 yang terdampak banjir rob semakin meluas, biasanya air naik hanya 5 sampai 15 meter dari bibir pantai tapi sekarang sudah lumayan jauh, kira kira 30 Meter dari bibir pantai ,” sambungnya.

Disampaikan  menurut tokoh muda bahwa rumah pnggung sudah mulai tergerus pak, warga Sapeken sudah banyak yang meninggalkan rumah panggung, mereka sudah membangun rumah permanen yang terbuat dari batu, dia kan tidak tahu kalau desa sapeken ini 2 meter diatas permukaan laut jadi  sering,” pungkasnya sembari tersenyum. Pungkasnya sambil tersenyum (Bay/F1).)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *