Filesatu.Co.Id, Banyuwangi | Menikmati keindaham alam semesta dengan berwisata merupakan anugerah terindah tersendiri. Seperti Berwisata di ujung pulau Jawa daerah Kabupaten Banyuwangi, terasa ada kebahagiaan tersendiri bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Seperti beberapa tempat wisata yang sudah terkenal di Banyuwangi ada Kawah Ijen, Plengkung dan Pulau Merah, seakan bak segitiga wisata terfavorit di kabupaten Banyuwangi yang keindahannya sudah tidak diragukan lagi.
Namun serasa kurang lengkap jika diantara ketiga wisata tersebut salah satu tempat wisata tidak ikut menghasi indahnya tempat wisata di Banyuwang agar semakin menambah daya kesempurnaan tempat wisata.
Untuk itu sebagai kelengkapan kesempurnaannya wisata mungkin tempat yang paling pas dan recomended adalah “Desa Wisata Tamansari”.
Diketahui Desa wisata Tamansari yang berada di kawasan kaki gunung Raung kecamatan Licin. Selain indah, lengkap dan ada nilai sejarah sehingga soal keindahan tak jauh kalah jika bersaing dengan tempat wisata – wisata terbaik yang ada di kabupaten Banyuwangi.
Berada di sekitar 16 Km dari pusat kota Banyuwangi tentu ini sangat memudahkan para wisatawan untuk memenuhi keperluan saat berwisata. Selain memiliki alam lestari yang luar biasa, kekentalan budaya lokalnya dan kuliner khas masyarakat setempat, tentu wisata ini sangat cocok untuk menjadi destinasi wisata dunia.
Desa Wisata Tamansari yang perintisanya di awali sejak tahun 2015 lalu, sekarang terlihat sempurna dengan berbagai inovasi wisata kekinian namun tetap tidak mengurangi kelestarian dan keasrian alami.
Dengan dibuktikannya terpilih sebagai 50 finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 oleh Menparekraf Sandiaga Uno, bisa dibilang sudah menunjukkan bahwa desa Wisata Tamansari patut diakui sebagai wisata dunia dan layak dikunjungi.
Kelestarian, keindahan alam dan kelengkapan fasilitas wisata (guide), Homestay, Kuliner Lokal, Gowes Tamansari (berkililing mamakai sepeda dikawasan tamansari) tentu sudah sangat patut wisata Tamansari bisa menjadi destinasi wisata dunia. Bahkan dari berbagai wisatawan yang sudah menginjak kakinya sampai terkagum- kagum saat menikmati keasriannya wisata Tamansari.
Seperti tempat pavorit “Sendang Seruni’ yang terdapat 7 sumber mata air dan disekitarnya terdapat banyak tanaman bunga seruni, tempat ini merupakan tempat terfavorit wisata Tamansari bahkan sempat dikunjungi Menparekraf Sandiaga Uno pada minggu ( 19/9/2021) lalu.
Sendang Seruni sendiri konon dipercayai oleh masyarkat setempat meyakini air Sendang Seruni bisa membuat awet muda dan mampu mengurangi penyakit dalam dan rasa capek pada tubuh.’’ Menarik bukan,, rasanya sudah tidak sabar kepingin mandi agar terliat awet muda terussss,’’ gerutu si penulis.
Secara umum, kawasan wisata Sendang Seruni mempunyai pendopo Seruni, Pemandian Kolam Dewasa, Pemandian Kolam Anak-Anak, Gazebo Jejer Sendang Seruni, Gazebo Aren Seruni, Gazebo Tangga Seruni, Gazebo Pokmas Seruni , Gazebo Taman Seruni, Gazebo Asri Seruni, Gazebo Pojok Andul Seruni, Gazebo Pojok Bambu, Amfiteater Seruni, UMKM Wisata Kuliner Seruni dan Taman Seruni.
Dari semua itu anda juga akan dimanjakan di area kolam “Batu Slendang Pertapan Seruni”. Tempat ini juga menurut warga setempat, dahulunya dipergunakan untuk menaruh selendang para bidadari dan batu tersebut tidak dapat dipindah sedangkan batu lainnya dapat dipindah, hingga saat ini batu tersebut masih berada di dalam kolam renang dewasa. Nama “Watu Slendang Pertapan”, arti dari kata “Watu” dalam bahasa osing berarti “Batu” dan “Slendang “ adalah kain kecil memanjang yang dipakai bidadari, “Pertapan” merupakan istilah dalam bahasa jawa yang berarti “topo/bersemedi”.
Dijelaskan secara gamblang oleh kepala desa Tamansari Rizal Sahputra,S.P pada filesatu.co.id saat berkuinjung ke desa Wisata Tamnasari, seputar beridri dan terbntuknya wisata seperti sekarang ini.
“Kami melihat lokasi wisata dan desa Tamansari bisa menjadi destinasi bagi para wisatawan yang hendak ke kawah Ijen, mungkim bisa istirahat sebelum melanutkan perjalanannya kita bikinkan Homestay dan tempat kuliner, termasuk kopi dan makan lokal,” kata Rizal membuka perbincangan. Jumat (1/10/2021).
Dari itu, lanjut Rizal, melihat potensi wisata di sekitar maka bagaimana parawisata bisa bergiat di desa Tamansari sebelum ke Kawah Ien atau Tera Kota (milik swasta). Dengan diawali pembukaan desa wisata Tamansari sejak tahun 2015. Nmaun pegerakan ekonomi desa wisata 2016 dengan mendirikan BUMDES Ijen Lesatri. Sehingga semua kegiatan ekonomi termask pariwisata diolah oleh desa didelegasikan oleh BUMDES,
“Bumdes memepuyai 9 sub unit usaha, diantaranya Pariwisata, sub unitya Pariwisata restribusi masuk kawasan, homestay, kuliner dan paket wisata dengan bertujuan berusaha mencukupi para wistawan ke tamansari.
‘’Jadi kita dorong masyarakat untuk membuat Homestay agar wiatawan bisa beristirahat, kemudian kuliner sehingga masyarakat bisa mmebuat makanan lokal bagi parawisata, dengan demikian roda ekonomi tergerak semua,’’ujar Riizal.
Dengan demikain, tambah Rizal, terpilihnya sebagai finalis Ajang Anugerah Desa Wisara Indonesia (ADWI) 2021 menjadi acuan dalam evaluasi dan meningkakan kwalitas serta kwantitas pariwisata di desa Tamansari.
“Alkhamdulillah masuk finalis 50 besar, harapan kami semoga kedepanya bisa menjadi acuan agar lebih meningkatkan kwalitas dan kwabnitas desa Wisata Tamnansari dan lebih bermanfaat bagi masysrakat desa Tamnsari tentunya.’’ kata Rizal menutup perbicangan wartaawan media ini.
Dikomfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda, mengatakan bahwa Wisata desa Tamansari lanyak di unggulkan untuk menjadi contoh desa wisata alam di Banyuwangi. Dimana tempat wisata berdampingan dengan wisata dunia seperti Kawah Ijen dan lokal seperti Terakota.
“Banyak hal yang bisa dicontoh seperti kegiatan ekonomi kreatif, digitalisasi desa dan masih banyak ruang untuk dijadikan inovasi wisata.
“Maka wisata desa Tamansari kedepannya bisa dibanggakan bisa menjadi contoh desa wisata di seluruh desa Banyuwangi,” pungkas Bramuda (*)