Filesatu.co.id, SIDOARJO | DUNIA seni dan budaya Sidoarjo kembali berdenyut kencang. Pameran akbar bertajuk “Sidoarjo In Flux 2025” resmi dibuka pada Jumat (17/10/2025), menandai sebuah kolaborasi monumental antara tiga institusi seni terkemuka: Rumah Seni Pecantingan, Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda), dan Rumah Budaya Malik Ibrahim.
Pameran ini menghadirkan konsep “perjalanan seni lintas ruang” sebuah format baru yang mengajak pengunjung menjelajahi karya-karya dari berbagai perspektif dalam satu hari penuh. Dari sore hingga malam, publik, seniman, dan awak media diajak menikmati beragam karya kontemporer dan tradisional yang menggambarkan dinamika kreatif Sidoarjo yang terus bergerak.
Acara dimulai pukul 14.00 WIB di Rumah Seni Pecantingan, salah satu ruang kreatif paling dinamis di Sidoarjo. Dalam suasana penuh kehangatan dan energi kreatif, konferensi pers digelar untuk menegaskan pentingnya kolaborasi lintas komunitas dalam memperkuat ekosistem seni lokal.
“Sidoarjo tidak kekurangan bakat. Lewat Sidoarjo In Flux, kami ingin menunjukkan bahwa seni itu bergerak, tidak statis. Konsep perjalanan ini melambangkan pergerakan ide dan energi kreatif dari satu titik ke titik lain,” ujar Bima Arisandi, kurator pameran.
Usai menikmati rangkaian karya di Pecantingan, rombongan bergerak menuju galeri Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda). Di sini, pengunjung disuguhkan perpaduan menarik antara warisan seni rupa tradisional dengan eksplorasi kontemporer, menggambarkan transformasi budaya Sidoarjo dari masa ke masa.
“Ini bukan sekadar pameran, tetapi deklarasi bahwa seni dan budaya adalah denyut nadi Sidoarjo. Antusiasme yang kami lihat hari ini menjadi energi baru bagi para seniman untuk terus berkarya tanpa batas,” tutur Ribut Wijoto, Ketua Umum Dekesda.
Puncak acara berlangsung di Rumah Budaya Malik Ibrahim, Jalan Malik Ibrahim No. 39. Setelah sesi media preview, acara ditutup dengan diskusi santai dan ramah tamah bersama para kolaborator seni. Rumah budaya yang selama ini dikenal sebagai pusat literasi dan dialog budaya itu menjadi penutup elegan, menghadirkan karya-karya yang menjembatani masa lalu, masa kini, dan masa depan seni Sidoarjo.
“Rumah Budaya Malik Ibrahim hadir sebagai rumah bersama, tempat ide-ide baru bersemi dan sejarah dihargai. Sidoarjo In Flux 2025 adalah bukti nyata bahwa kolaborasi mampu menciptakan dampak yang lebih besar bagi perkembangan seni dan budaya,” ungkap Dail Ma’ruf, tokoh penggerak Rumah Budaya Malik Ibrahim.Pameran
“Sidoarjo In Flux 2025” menjadi momentum penting dalam sejarah seni Sidoarjo menegaskan bahwa kota ini tidak hanya kaya akan tradisi, tetapi juga siap melangkah ke era baru kreativitas yang lebih terbuka, inklusif, dan progresif.



