Filesatu.co.id, Banyuwangi | Mengakhiri tahun 2024 Pemda Banyuwangi bermaksud menggelar Sholawatan Bersama, bertajuk ”Malam Refleksi Akhir Tahun” untuk melakukan doa bersama menyambut tahun 2025, dengan mengundang Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo Jawa Tengah yang direncanakan bertempat di Lapangan Maron desa Genteng Kulon Kecamatan Genteng pada 31 Desember 2024 besuk.
Namun seperti yang banyak diketahui sebelumnya , setelah flyer “Malam Refleksi Akhir Tahun” yang dirilis oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, banyak kalangan masyarakat ramai memperbincangkan bahkan ke publik, baik dari kalangan aktivis, tokoh agama untuk menyerukan penolakan soal kedatangan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf berlangsung di Banyuwangi.
Dengan demikian, puncak penolakan pun dilakukan oleh sejumlah tokoh dengan menggelar aksi demo besar di depan Pemda beberapa hari lalu, bahkan ada juga yang merilis video dengan narasi yang sama yakni, menolak keras kedatangan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf berlangsung di Banyuwangi.
Namun munculnya berbagai reaksi penolakan, ada juga yang tidak mempersoalkan akan datangnya Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf berlangsung di Banyuwangi, salah satunya sesepuh kyai yang ada di kabupaten Banyuwangi, KH Fatulloh Suyuthi Thoha yang turut memberikan reaksi dan nasehat bukan menjadi persoalan Habib Syech datang di Banyuwangi melaksanakan sholawat bersama.
Menanggapi perihal kedatangan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf tersebut, justru ada pandangan yang berbeda dari kumpulan para Kyai yang sebagian besar memiliki pondok pesantren di kecamatan Banyuwangi, mereka (para kyai) yang mengatasnamakan perkumpulan Aliansi Aji Banyuwangi (AJB). .
Penerangan AJB sendiri, bukan mempersoalkan kedatangan Habib Syech (menolak atau menghendaki) namun lebih kepada memberikan masukan pihak Pemda Banyuwangi untuk evaluasi. Menurut mereka, (para kyai) Pemda juga mengeluarkan anggaran yang begitu besar juga banyak menyerap banyak tenaga yang diperlukan.
”Berkaitan hal itu, jika perlu ada yang dikritisi kita berhak untuk menyampaikan atau sekedar memberikan masukan atau mengingatkan, pada dasarnya AJB mendukung penuh Sholawatan, juga mendukung program Pemerintah Daerah, akan tetapi AJB orang lokal mungkin seyogyanya bisa diajak rembuk (musyawarah),” kata KH Marfu’ ketua AJB usai menggelar pertemuan dengan Sekretariat Daerah Banyuwangi Guntur Priambodo di Lounge Pemda Banyuwangi. Senin (30/12/2024).
Untuk itu, kedepannya menurut Gus Marfu’ (panggilannya) berkaitan event keagamaan di Banyuwangi agar memprioritaskan potensi lokal, seperti semaan Al-quran atau kegiatan reflleksi akhir tahun.
”Semaan al-quran misalnya, cukup yang ada di Pemda itu, jadi kedepan agar lebih menganggap AJB untuk diajak rembuk bersama, atau hal-hal yang perlu dimusyawarahkan bersama dengan AJB,” harap Gus Marfu’ mewakili dari 10 anggota yang ikut pertemuan.
Untuk diketahui bersama, dari AJB beranggotakan 46 kyai pengasuh pondok pesantren di Banyuwangi yang ikut dalam pertemuan yakni, KH Marfu’ Ali dari kecamatan Glagah, Ky Muh Nur Khotib dari Glenmore, Ky Imam Hasan dari Kota, Ky Saikhudin dari Tegaldlimo, Ky. Agus Hasan dari Kalibaru, H Kurdi ISmail dari Glenmore, Gus Habibullah dari Kalipuro, Gus Maftuh dari Genteng, Ky Sholihin dari Muncar Dan KH. Habib Toha dari kecamatan Singojuruh. Selanjutnya juga turut hadir Cahyanto Hendri Wahyudi Kepala BPKAD (Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Banyuwangi. (*)