Filesatu.co.id, Blitar | Inovasi Blitar Sehat RSUD Wlingi adalah sebuah inovasi yang menggabungkan keahlian lintas disiplin dalam pemberian asuhan kesehatan, dikenal sebagai “BLITAR SEHAT” (Berkolaborasi Merawat dan Melayani Pasien Sepenuh Hati), telah memberikan terobosan signifikan dalam perawatan pasien anak dengan gangguan persarafan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Berdasarkan kolaborasi antara dokter, perawat, fisioterapis, dan psikolog klinis, inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian pasien anak, serta mengurangi tingkat kecemasan dan ketergantungan pada orang lain, hal ini disampaikan Direktur Utama RSUD Wlingi, dr. Endah Woro Utami, MMRS. Jumat (24/05/2024).
Inovasi “BLITAR SEHAT” merupakan pengembangan dari inovasi sebelumnya yang dikenal sebagai “BLITAR SERASI”(Bahagia Berkualitas dengan Strategi Self-Healing, ROM, dan Terapi Musik). Dengan fokus pada pasien anak dengan gangguan Persarafan, “BLITAR SEHAT” bertujuan untuk menurunkan tingkat ketergantungan pasien, mengurangi tingkat kecemasan, serta mengoptimalkan rata-rata lama dirawat (Average Length of Stay/ALOS).
“Sebelumnya, perawatan pasien anak dengan gangguan persyarafan sering kali hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dan penanganan keluhan akut,” urai dr. Endah Woro.
Namun, dengan meningkatnya jumlah kasus cerebral palsy dan stunting, serta kelahiran bayi prematur yang berpotensi mengalami gangguan neurologis, kebutuhan akan pendekatan perawatan yang holistik menjadi semakin mendesak.
“Dengan jumlah pasien dengan gangguan persyarafan yang signifikan, yakni sebanyak 827 pada tahun 2018 dan 741 pada tahun 2019, serta adanya peningkatan kunjungan anak dengan cerebral palsy dan stunting, diperlukan langkah-langkah inovatif untuk meningkatkan hasil perawatan,” ungkap dr. Endah Woro.
dr. Endah Woro juga menyampaikan bahwa, melalui tahapan implementasi “BLITAR SEHAT”, mulai dari konsultasi dokter spesialis anak hingga pendampingan psikolog klinis selama perawatan, pasien anak dengan gangguan persyarafan mendapatkan pendekatan terprogram dan holistik. Kolaborasi antara PPA (Profesional Pemberi Asuhan) memungkinkan pemberian perawatan yang lebih komprehensif, dengan memperhatikan aspek fisik, psikologis, dan emosional pasien.
“Dampak positif dari implementasi “BLITAR SEHAT” terlihat dalam penurunan tingkat kecemasan pasien, pengurangan tingkat ketergantungan pasien total menjadi sebagian, serta peningkatan dalam Indeks Kepuasan Masyarakat. Dari rata-rata lama dirawat pasien anak yang semula mencapai 10,3 hari, berhasil ditekan menjadi 9,18 hari,” imbuh dr. Endah Woro.
Inovasi “BLITAR SEHAT” tidak hanya menghasilkan perubahan dalam proses perawatan, tetapi juga memberikan harapan baru bagi pasien anak dengan gangguan persyarafan dan keluarga mereka. Dengan pendekatan yang holistik dan berorientasi pada kemandirian, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam kualitas hidup pasien dan kepuasan keluarga terhadap pelayanan kesehatan.
Sebagai informasi, dengan berbagai rangkaian inovasi salah satunya Blitar Sehat, pihak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi berharap, pasien yang datang dengan berbagai keluhan penyakit tersebut dapat semakin cepat masa penyembuhan dan pemulihannya.
“Dengan demikian, “BLITAR SEHAT” bukan hanya merupakan inovasi dalam perawatan kesehatan, tetapi juga merupakan komitmen dalam memperjuangkan kesejahteraan dan kebahagiaan pasien anak dengan gangguan persarafan,” pungkas dr. Endah Woro. (Pram/Adv).