Filesatu.co.id, Jember | Bisnis kuliner Siti Kholifah pemilik kuliner ” Dapur Mama” ramai pesanan hingga beromset jutaan rupiah.
Ingin tahu lokasinya, ya Dapur Mama berada di jalan Diponegoro No.03 atau Jln SMPN 2 Gambiran 30 meter dari pertigaan tepatnya Dusun Jatisari RT/RW 002/001 Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Banyuwangi.
Siti Kholifah atau yang akrab dipanggil Mama Ara pada Filesatu mengatakan, bermula melalui eksperimen membuat makanan bergizi dengan kualitas rasa yang lezat. Eksperimen itu dia mulai sejak menikah Dua belas tahun silam.
“Mengalir begitu saja, aku yang sebelumnya jarang masak, tidak pernah masuk dapur, lalu semenjak nikah jadi tertarik ingin belajar masak,” katanya Mama Ara. Senin (29/10/2023).
Mama Ara menyadari sejumlah resep kuliner warisan leluhur bisa dikembangkan untuk bisnis. Resep itu dia dapatkan dari ibunya. Meski hanya dilatih lewat sambungan telepon, Mama Ara terus mencoba membuat masakan resep warisan leluhur.
Suaminya, Eko, seorang Advokad Muda di Kabupaten Banyuwangi menjadi penilai hasil masakan Mama Ara Pengalaman mencicipi kuliner Nusantara, Mama Ara mendapat banyak masukan untuk bisnis kuliner.
Setiap kali habis memasak, Mama Ara memotret hasil masakannya. Kemudian, dia unggah foto itu ke media sosial. Hasilnya, banyak orang penasaran untuk mencicipi.
” Tidak menyangka saja responsnya cepat sekali, banyak yang penasaran dan ingin mencoba masakanku,” aku Budi.
Rasa penasaran banyak orang untuk mencicipi itulah yang membuat siti yakin untuk berbisnis kuliner.
Mama Ara terinspirasi konsep nasi angkringan Jawa dan nasi Tumpeng . Dia pun membuat konsep nasi kepal agar makanan itu bisa dimakan secara praktis. “Mama Ara” yang merupakan panggilan kesayangannya dari anaknya digunakan untuk pemasaran.
Berbagai menu makanan mulai dari Ayam geprek, Pecek lele, Ayam Bakar, Nasi Tumpeng tersebut dipasarkan melalui konsep online restoran. Dapur Mama Ara menyajikan masakan rumahan yang memadukan menu khas dari Jawa
Kuliner tersebut dipasarkan dengan kemasan sederhana. Namun, Mama Ara tetap menjaga kualitas rasa dan gizi. Konsep nasi kepalnya itu juga sejalan dengan tren makanan berukuran mini yang mulai digemari pada 2013.
“Orang semakin concern dengan kesehatan, orang tidak mau terlalu banyak makan, tapi gizinya tetap cukup, dan produk kuliner yang kuhasilkan sangat pas,” jelasnya.
“Kita juga menerima pemesanan tumpeng beragam ukuran, serta nasi kotak,” katanya.
Sebagian besar pemesan kuliner Mama Ara berasal dari pegawai perkantoran di wilayah . Mereka sebagian besar berada di wilayah perkantoran dikecamatan Jajag.
Seiring perkembangan usahanya, Mama Ara kini telah memiliki satu dapur khusus dekat rumahnya. Dapur tersebut khusus untuk produksi dan melayani pemesan.
Dia mempekerjakan empat koki dan dua orang yang bertugas mengantar makanan untuk wilayah Wringin agung
Kecamatan Gambiran dan sekitarnya. Jika pesanan lebih banyak, ia merekrut dua tenaga tambahan untuk mengurusi layanan antar makanan..
Dalam menggeluti bisnis kuliner, tantangan terbesar bagi Mama Ara adalah manajemen waktu. Dia tertantang untuk menjaga kualitas masakan sekaligus tepat waktu di meja pelanggan. Apalagi, Jajag sering mengalami kemacetan lalu lintas. Selain itu, harga bahan makanan yang naik turun membuat Mama Ara harus perinci menghitung belanjaan.
“Makanya pengawasan dan manajemen jadi penting,” ujarnya.
Meski demikian, Mama Ara mengaku merasa bisnisnya berhasil jika konsumennya puas dengan pelayanan dan rasa masakan. Dari kepuasan itu, konsumen akan berbagi pengalaman sehingga nasi Mama Ara semakin banyak dicari orang. Setiap pengusaha, kata dia, tak perlu ragu untuk mempromosikan diri.
Promosi tersebut juga bisa dilakukan melalui Media Sosial dan group WA. Menurut Mama Ara, wanita pun bisa berkarya sekaligus punya penghasilan tanpa harus repot keluar dari rumahnya.
Bagi Mama Ara, bisnis kuliner memiliki keasyikan tersendiri di sela kesibukannya di bidang seni. Sehingga, dia memakai konsep restoran online agar memiliki kelonggaran waktu dalam mengurus berbagai kesibukannya. (Togas)