Penulis : Abdul Aziz Syafii
Filesatu.co.id, Kota Malang | 1 Oktober 2022 adalah tragedi kemanusiaan, kejadian yang mengoyak rasa empati dan kepedulian kita sebagai manusia. Duka mendalam untuk Aremania/aremanita juga warga Malang secara umum. 131 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan, terdiri dari 90 laki-laki dan 41 perempuan. Awan hitam menyelimuti dunia pesepak bolaan Indonesia, akibat Tragedi di Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Sabtu (1/10/2022) malam kemarin.
Duka mendalam dirasakan warga Kabupaten Malang, tepatnya lokasi di mana stadion Kanjuruhan berdiri. Demi rasa kemanusiaan, kebersamaan dan duka mendalam, Aremania Kepanjen menggelar tahlil untuk mendoakan korban tragedi kemanusiaan yang kini menjadi sorotan dunia. Berlokasi di ruang Kantor Satpam Stadion Kanjuruhan, Aremania Kepanjen mengadakan pertemuan dengan PC Lesbumi Kabupaten Malang, Selasa malam, 4 Oktober 2022. Jam 21.20 Wib.
Pertemuan ini tak lain adalah kordinasi untuk menyelenggarakan tahlil akbar 7 hari di stadion Kanjuruhan. Aremania Kepanjen dengan membentuk panitia lokal yang di ketuai Jamhuri dan wakilnya Ahmad Nizar Habibi warga Kepanjen, dalam pertemuan ini dari Lesbumi Kabupaten tampak hadir ketua Lesbumi Abdul Aziz Syafi’i, Joko Santoso (ketua I), Lukman Huda (ketua II), Hasan Basri (sekretaris II) dan pengurus harian serta beberapa anggota devisi Lesbumi lainnya.
Dalam koordinasi singkat tersebut ruang Kantor Satpam Stadion Kanjuruhan tampak penuh. Diskusi yang diselimuti rasa haru dan kesedihan atas tragedi yang terjadi di Kanjuruhan sangat kentara. Diskusi sederhana antara Lesbumi PCNU Kabupaten Malang dengan panlok Aremania Kepanjen ini pun menyepakati digelarnya tahlil akbar pada 7 hari tragedi Kanjuruhan.
“Pertemuaan sederhana ini adalah dalam rangka persiapan peringatan 7 hari tragedi korban stadion Kanjuruhan Malang yang akan dilaksanakan pada Jum’at 7 Oktober 2022 yang bertempat di area stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang” ujar Jamhuri.
Selaras dengan dirinya, Ahmad Nizar Habibi juga memaparkan bahwa acara ini akan digelar setelah sholat Isya’ dengan beberapa rangkaian acara yang didalamnya ada doa bersama lintas agama, yang akan dimulai sejak pagi hari dilakukan dengan hataman Al-Qur’an 30 juz oleh mahasiswa Universitas Raden Rahmat Malang.
Sementara ketua Lesbumi Abdul Aziz Syafi’i menyampaikan Lesbumi hadir dalam rangka nyengkuyung bareng (bersama) dalam kegiatan peringatan 7 hari. Abdul Aziz Syafi’i menegaskan bahwa domain Lesbumi adalah dalam rangka ikut belasungkawa sedalam-dalamnya atas tragedi ini, akan tetapi kita “huznudhon” kepada Allah Swt.
Abdul Aziz juga mengatakan tradisi budaya kita dalam setiap kejadian atau bencana seyogyanya kita melakukan tahilil-tahlil sebagai media ruwat, ruwatan yang di kemas dalam doa-doa Tahlil sebagaimana yang dahulu dilakukan oleh para wali songo di tanah Jawa.
“Sejatinya Tahlil adalah sikepnya orang Jawa dalam menghadapi rintangan kehidupan” tegasnya
Ketua Lesbumi yang pernah aktif di giat Maiyah ini juga memaparkan bahwa tradisi amaliyah tahlil ini disusun dan di kenalkan pertama kali oleh syech Datuk Abdul Jalil (syech Lemah Abang), dan hingga kini terus diamalkan oleh masyarakat Nusantara.
“Ada banyak wedaran-wedaran dari para masyayikh kami di NU bahwa tahlil yang sering kita baca, adalah dalam rangka menjadi media netralisasi terhadap sesuatu keadaan atau bencana yang sedang kacau,”begitu tegasnya.
Nasai Divisi Sastra Sandaya.