Filesatu.co.id, Jember | Sebanyak 17 anggota Kepolisian Resor Jember memperoleh reward atau penghargaan terhadap prestasinya. Pemberian reward berlangsung saat apel pagi di halaman Mapolres Jember pada Rabu,(28 /9/2022.).
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menuurkan,”Tadi, kita sudah menyaksikan beberapa rekan-rekan yang hari ini menerima reward. Tentunya, menjadi kebanggan kita bersama,” tuturnya
Tampak diantara penerima reward adalah penyidik-penyidik yang berhasil membongkar kasus korupsi. Diantaranya, Sigit Hermawan, Dwi Sugiyanto, Andi Ika Pambudi, Moch. Rizzal Hariyanto, dan Alfan Affandi. Mereka ini merupakan penyidik yang bertugas di Unit Pidana Khusus Satreskrim.
Beberapa kasus rasuah telah berhasil dibongkar oleh unit tersebut. Seperti, operasi tangkap tangan skandal korupsi Dispendukcapil, penyalahgunaan dana rehab Pasar Balung Kulon, hingga penyelewengan anggaran honor pemakaman jenasah korban Covid-19.
Reward juga diberikan untuk polisi-polisi yang sukses menangani kasus pidana umum, bahkan yang telah bekerja baik dalam hal pengamanan, bidang lalu lintas, dan sektor pelayanan sangat baik kepada masyarakat.
Menurut Hery, setiap anggota Polri wajib memiliki komitmen penegakan hukum, selalu bertindak dengan integritas, serta menjalankan disiplin.
“Hal positif yang harus ditiru. Untuk itu perlu adanya komitmen, integritas, dan disiplin,” seru perwira yang pernah 10 tahun menjadi penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Hery menyatakan, disamping memberi reward, pihaknya juga memberlakukan sanksi kepada polisi yang terbukti melanggar disiplin.
“Ternyata masih ada juga rekan-rekan kita yang malah membuat pelanggaran. Ini menjadi koreksi bersama ke depan. Bagaimana melayani masyarakat kalau masih melakukan pelanggaran?,” tuturnya.
Lebih dari itu, Hery mengingatkan agar setiap anggota polisi di Jember senantiasa meningkatkan kewaspadaan sejak sekarang sampai gelaran Pemilu 2024.
Mengingat, berdasarkan analisanya, Hery menyebut bahwa Jember merupakan episentrum politik wilayah Tapal Kuda.
Kewaspadaan diperlukan guna mendeteksi dan mengantisipasi segala potensi masalah sosial kaitan gangguan keamanan yang bisa saja terjadi pada saat momen politik.
“Dinamika masyarakat yang menjelang tahun politik, walau angin sepoi-sepoi sudah terasa. Membutuhkan intuisi yang lebih, harus bisa memprediksi potensi masalah. Jangan terlena,” pungkasnya (Tog)