Winie Kaori Apresiasi Warga Binaan Semangat Belajar Bikin Dupa di Lapas Perempuan Kerobokan

Filesatu.co.id,  Badung  – Bali | Sejumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) memperoleh pelatihan membuat Dupa Kaori di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Kabupaten Badung, Selasa, 11/3/2025.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan Ni Luh Putu Andiyani menyebutkan pelatihan pembuatan Dupa Kaori diberikan untuk meningkatkan keterampilan Warga Binaan sebagai bekal menjalankan kehidupan bermasyarakat, usai menjalani masa hukuman.

Bacaan Lainnya

“Melalui pelatihan pembuatan Dupa Kaori diharapkan Warga Binaan bisa hidup mandiri, yang mampu membuka peluang usaha baru, saat kembali ditengah-tengah masyarakat,” kata Putu Andiyani.

Menurutnya, pelatihan keterampilan pembuatan Dupa Kaori bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dilakukan, lantaran Dupa digunakan sebagai sarana utama upacara keagamaan di Bali setiap harinya.

Oleh karena itu, Putu Andiyani berharap Warga Binaan memiliki skill atau kemampuan, khususnya di bidang pembuatan Dupa, sekaligus nantinya mampu bekerja untuk menafkahi keluarganya.

“Sasaran kita melakukan kegiatan ini, tentunya memberikan keterampilan bagi Warga Binaan kita di bidang pembuatan Dupa. Ini tentunya sebagai bekal keterampilan nantinya, saat kembali di masyarakat, ketika nanti mereka sudah selesai menjalani pidana,” paparnya.

Selain membuat Dupa, lanjutnya Warga Binaan juga diajarkan pelatihan keterampilan pembinaan kemandirian lainnya, seperti tata rias salon, beternak ikan lele, berkebun tanaman terong, menjahit, merajut, tata boga dan lain sebagainya.

Meski menjalani pidana, namun Warga Binaan juga berhak mengisi dan mengembangkan potensi diri lewat pelatihan keterampilan.

“Program pelatihan ini rencananya dilaksanakan Lapas Perempuan Kerobokan secara berkelanjutan, terutama bagi Warga Binaan yang berkelakuan baik selama menjalani masa hukuman didalam Lapas,” tandasnya.

Sementara itu, Owner PT Kaori Alam Nusantara (KAN) Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota memberikan apresiasi atas semangat para Warga Binaan Lapas Perempuan Kerobokan untuk belajar membuat dupa, yang tentunya menambah skill kemampuan di bidang pembuatan Dupa, sekaligus bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Terlebih lagi, produksi Dupa Kaori diakui padat karya, karena dupa perlu proses panjang, yang dibuat serbuk sampai aroma yang bisa mendatangkan rejeki berciri khas Dupa Kaori.

Tak hanya itu, lanjutnya aroma Dupa Kaori juga dibuat untuk healing yang bisa menghasilkan perasaan hening lebih dalam dan introspeksi diri dengan sarana dupa.

“Kita belajar cetak dupa, satu persatu belajar dari percetakan dulu, nanti lanjut mengemas, lalu diberikan aroma hingga nanti bisa marketing,” urainya.

Selain sarana sembahyang, Dupa Kaori juga digunakan sebagai pengharum ruangan untuk menggantikan penggunaan produk berbahan kimia, seperti Fresh Care diganti Dupa.

Dicontohkan, saat ekspor ke Selandia Baru dan Eropa, mereka menggunakan Dupa Kaori yang difungsikan sebagai Fresh Care.

Oleh karena itu, dibawah bendera Kaori diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat, bukan semata-mata mencari profit oriented atau keuntungan semata.

“Kami ingin terus berkontribusi bagi masyarakat, lingkungan dan alam semesta, sehingga produk lokal yang diproduksi bisa menciptakan peluang kerja dan membuat kehidupan disekitar menjadi bergairah,” ungkapnya.

Terlebih lagi, Winie Kaori berupaya membangkitkan rasa jengah ingin maju Warga Binaan disertai semangat untuk bisa menjadi lebih baik lagi, agar tidak dipandang sebelah mata, tapi tetap diberikan sebuah skill kemampuan dan pandangan, bahwa dunia tidak berakhir sampai disini saja.

“Warga Binaan masih punya masa depan dan masih banyak orang yang sayang dengan mereka, agar Warga Binaan bisa menjadi perempuan yang berguna, sekaligus suri tauladan bangkitnya perempuan untuk membuka lapangan pekerjaan melalui pelatihan pembuatan Dupa,” paparnya.

Dengan skill kemampuan yang dimiliki Warga Binaan diharapkan mereka bisa berdiri sendiri menjadi seorang Wira Usaha.

Bahkan, Warga Binaan diharapkan pula bisa hidup mandiri tanpa mengandalkan orang lain dan mampu merekrut beberapa orang untuk bekerja ditempatnya.

“Harapan kami, Warga Binaan selepas dari dalam Lapas bisa memiliki bekal keterampilan khususnya dalam pembuatan Dupa Kaori dengan diisi pikiran dan hatinya dipenuhi sekaligus pendampingan yang merangkul, agar mereka bisa terbebas dari tekanan hidup dengan menjadi Wira Usaha unggul dan tidak menyerah ditengah jalan. Inilah sebuah proses yang dilalui dan harus kita syukuri,” pungkasnya.

 

Laporan  : Benthar

 

 

Tinggalkan Balasan