Filesatu.co.id, KARAWANG | KONFLIK SARA di Kabupaten Karawang menjadi perhatian publik setelah beredar surat yang mencantumkan nama “Mahasiswa Unsika” sebagai salah satu pihak yang diundang untuk terlibat dalam deklarasi “Karawang Hudang.”
Inisiatif ini dicetuskan oleh kelompok tertentu dan menyorot peran Polres Karawang dalam menangani konflik tersebut.
Presiden Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Yoga Muhammad Ilham Samudra, menyayangkan ketidakcegapan Polres Karawang dalam menyelesaikan konflik ini.
Menurutnya, lambatnya respons dari pihak kepolisian memicu kegaduhan di masyarakat dan kalangan mahasiswa.
Yoga mengkhawatirkan potensi perpecahan di masyarakat yang dapat mencederai nilai Bhinneka Tunggal Ika.
“Polres Karawang harus menjadi mediator untuk merekonsiliasi kejadian ini dan menjadi pihak pertama yang memberikan solusi. Namun, dalam kenyataannya, ormas keagamaan yang berperan utama dalam meredam konflik ini. Ini menunjukkan kegagalan Polres Karawang dalam menjalankan tugas sebagai garda terdepan,” ujar Yoga
Ia menekankan perlunya evaluasi terhadap Polres Karawang agar lebih responsif dan efektif dalam menangani situasi konflik.
Keterlambatan dalam tindakan dapat dianggap sebagai kegagalan dalam menjalankan tanggung jawab kepemimpinan, yang penting untuk menjaga kerukunan dan stabilitas di tengah keragaman budaya Karawang. ***