FILESATU.CO.ID, KABUPATEN MALANG |Pemilihan kepala desa (pilkades) merupakan pesta demokrasi yang ada di akar rumput pedesaan. Masyarakat desa langsung bisa belajar dan menjadi pelaku demokrasi, dalam menentukan 6 tahun kedepan nasib kehidupan desanya. Kedekatan dan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pesta demokrasi ini menjadikan Pilkades lebih spesifik dan berbeda dari pesta demokrasi lainnya.
Dalam pilkades, masyarakat sudah mengenal atau bahkan akrab dengan bakal calon (balon) kepala desa. Berbeda dengan pesta demokrasi lain semisal Pilpres, Pemilihan Bupati, Gubernur ataupun Legislatif. Oleh karena itulah, suhu politik Pilkades sangat besar dampaknya dan langsung dirasakan oleh masyarakat dimana pesta demokrasi ini dilaksanakan.
Suhu politik dalam Pilkades lebih terasa dalam kehidupan masyarakat karena unsur kedekatan dan sudah familiernya Balon Kepala Desa oleh masyarakat. Karena itu, terkadang dan jamak dalam Pilkades yang sudah sudah, penyampaian visi misi, sosialisasi program antar Calon Kepala Desa tidak dijadikan hal yang mesti menjadi pendidikan politik di masyarakat desa. Sudah dikenalnya Balon serta kedekatan masyarakat pendukung salah satu balon yang mengikuti Pilkades, banyak menumbuhkan tradisi nepotisme, kolusi dan praktek praktek yang mencederai demokrasi kerap terjadi.
Pendidikan politik dan berdemokrasi yang bersih coba diterapkan oleh tim Pemilihan Kepala desa Sukolilo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang periode 2021-2027. Pendidikan demokrasi bersih dalam pesta Pilkades ini terlihat dari awal dibentuknya tim pemilihan kepala desa sukolilo.
Dari pemilihan anggota tim panitia pilkades yang secara terbuka dengan pendaftaran langsung ke Badan Permusyaratan Desa (BPD), hingga program anti money politik selama pendaftaran Balon dan meminimalkan penggunaan banner kampanye Pilkades Sukolilo.
Ditemui filesatu.co.id di kantor Desa Sukolilo, Muhammad Sucahyono Ketua tim Panitia Pilkades Sukolilo ini menuturkan, dari pertama terbentuknya tim panitia dalam prosesnya sudah terbuka dan berdasarkan undang undang dasar, Peraturan Bupati serta mencoba menjalankan tata tertib Pilkades secara maksimal, Selasa kemarin (30/11/2021).
Sucahyono menjelaskan kepada media ini, bahwa sejak awal panitia terbentuk, semua anggota panitia pilkades Sukolilo yang saat ini bertugas murni orang-orang yang baru dalam dunia Pilkades. Dan mereka keseluruhan masyarakat yang dengan sukarela mendaftarkan diri menjadi Panitia Pilkades dan lulus seleksi oleh BPD Sukolilo.
“Awalnya kita semua mendaftar dan lolos seleksi BPD, kami semua tidak ada yang kenal satu sama lainnya, dan kebetulan yang lolos seleksi ini banyak anak anak muda” ujar Cahyo menjelaskan.
Lebih lanjut dirinya mengungkap bahwa tim yang terpilih dan kini diketuainya adalah anak anak muda yang mempunyai visi Sukolilo lebih baik dan demokratis.
“Semua calon panitia di intervew oleh BPD dan hasilnya langsung diumumkan malam itu juga” lanjutnya.
Sucahyono menambahkan Panitia Pilkades yang lolos seleksi BPD berjumlah 19 orang yang meliputi unsur perwakilan dari masyarakat sipil dan unsur dari perangkat desa Sukolilo.
“Dari intervew itu terpilih 10 orang sebagai tim inti, ditambah seksi seksi lainnya menjadi 19 orang dalam tim Pilkades ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa panitia pilkades Sukolilo saat ini, berusaha menjalankan tata tertib Pilkades sesuai dengan perundangan dan Peraturan Bupati (Perbub). Dan oleh karena itulah komitmen panitia menjalankan demokrasi bersih dari money politik.
“Kita seperti ini sebenarnya cari aman, mereka para calon yang sebelumnya bakal calon sangat mendukung sistem dari kita, yah katakanlah ya dari awal komitmen panitia itu mereka setuju,” terangnya.
Cahyo juga menuturkan bahwa para calon juga sempat terkejut bila panitia Pilkades saat ini berkomitmen mewujudkan demokrasi yang bersih dan sesuai dengan tata tertip Pilkades.
“Awalnya banyak calon yang bertanya, aku ngekei piro, aku nyumbang opo? Ngapunten panitia tidak menerima sumbangan dan pemberian dalam bentuk apapun dari calon,” ucapnya.
Saat ini dalam Pilkades Sukolilo, Kecamatan Jabung ada dua calon yang hingga tahap penyampaian visi dan misi bertahan, mereka adalah Zainal Abidin dan H. Ali Masyhar SH.
“Awalnya ada tiga calon tapi yang satu mengundurkan diri,” pungkas Sucahyono.
Laporan : Nasai