Filesatu.co.id, Denpasar – Bali | Salah satu seni tari asal Bali yang sudah dikenal luas di kancah dunia adalah Pendet. Gerakannya yang mahsyur serta keindahan yang disajikan tarian tersebut membuat tarian ini jadi salah satu warisan budaya Indonesia yang dikagumi banyak negara.
Dalam rangka ikut melestarikan kesenian Bali khususnya tari pendet yang tetap eksis hingga sekarang walaupun jaman terus menggerus, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Wilayah Kemenkumham Bali menggelar Pertemuan Rutin yang dirangkaikan dengan lomba Tari Pendet, bertempat di ruang Dharmawangsa, Kamis (13/9/2023).
Tari pendet adalah tari tradisional Bali yang semula dipentaskan dalam upacara keagamaan di Bali. Makna tari pendet yaitu sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan masyarakat Bali dalam menyambut para dewata yang turun dari kayangan.
“Kegiatan ini sebagai upaya memberikan ruang berekreasi kepada ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenkumham Bali untuk ikut melestarikan seni dan budaya Bali,” ungkap Ny. Lidia Anggiat dalam sambutannya selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenkumham Bali.
Adapun Tari Pendet merupakan tari kreasi yang dikembangkan dari tarian ritual ‘Pendet Dewa’ yang diciptakan oleh maestro tari I Wayan Rindi. Tarian itu kemudian dikembangkan oleh Ni Ketut Reneng pada 1950. Kala itu, Pendet menampilkan empat orang penari dalam pertunjukannya.
Seiring waktu, tari Pendet juga menjadi tari balih-balihan yang dipentaskan sebagai tarian penyambut tamu. Tari balih-balihan sendiri merupakan jenis tari yang bertujuan untuk menghibur warga baik dengan mimik, gerak, dan improvisasi. Sejak menjadi tari untuk penyambutan tamu pada 1950, tari pendet juga kerap digunakan untuk menyambut turis mancanegara.
“Terimakasih antusiasnya ibu-ibu sekalian dalam memeriahkan kegiatan ini, walaupun ditengah gempuran tari modern, joget-joget di media sosial namun ibu-ibu menampilkan tarian daerah untuk ikut menjaga kelestarian budaya Bali. Kita disini bukanlah untuk bersaing tapi lebih kepada menunjukan rasa kebersamaan serta cinta budaya indonesia,” tutur Ny. Lidia.
Keluar sebagai Juara I yaitu DWP Divisi Administrasi, Juara II DWP Divisi Keimigrasian, Juara III DWP Divisi Pemasyarakatan dan Juara Harapan I DWP Divisi Pelayanan Hukum dan HAM. Disela-sela kegiatan lomba, juga dilaksanakan arisan untuk putaran pertama dan pengundian doorprize.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Dharma Wanita Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Ny. Lidia Anggiat yang didampingi wakil ketua, Ny. Titik Mamur, Ny. Rebecca Palti, Ny. Mayang Barron, Dewan Juri, Ida Ayu Putri Janggawati, dan para pengurus serta anggota Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali.
Laporan : Benthar